Rupiah Berfluktuasi Jelang Rilis Inflasi AS, Ini Pemicunya
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Jumat, 10 Desember 2021. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.370 per dolar AS pagi ini.
Di pasar spot, pada pukul 09.29 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.377 per dolar AS. Melemah 0,08 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp14.366.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir di level Rp14.351 per dolar AS, menguat dari nilai tengah hari sebelumnya di level Rp14.348 per dolar AS.
Tim Ekonom Bank Mandiri mengungkapkan, pelemahan terhadap kondisi pasar uang di Indonesia ini lebih disebabkan aksi wait and see pelaku pasar terhadap rilis inflasi di Amerika Serikat.
"Pasar akan menunggu rilis data inflasi AS yang akan dipublikasikan malam ini," demikian dikutip dari Tinjauan Ekonomi dan Pasar Harian Kantor Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro.
Tren inflasi yang tinggi diperkirakan akan terjadi di negara tersebut. Akibatnya, pelaku pasar bersiap terhadap percepatan kebijakan tapering bank sentral AS The Federal Reserve.
Meski begitu, data-data ekonomi dalam negeri yang terus membaik dan pengendalian Pandemi COVID-19 yang juga semakin solid membuat pelemahan terhadap nilai tukar rupiah tertahan.
Misalnya, OJK mencatat pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) meningkat pada September 2021. Masing-masing sebesar 9,3 persen dan 10,9 persen.
"Kami berpandangan bahwa faktor terpenting yang mendorong pertumbuhan kredit sektor properti adalah kecepatan pemulihan ekonomi dan prospek ekonomi ke depan," tegasnya.
Andry menekankan, insentif properti berupa diskon PPN 100 persen untuk rumah baru dengan harga di bawah Rp2 miliar yang berlaku sampai Desember 2021 berdampak positif pada penjualan properti.
Dengan perkembangan tersebut, Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan, pergerakan rupiah sepanjang hari ini masih akan bergerak stabil di kisaran Rp14.315-14.372 per dolar AS.
"Penguatan dalam beberapa hari terakhir didorong oleh kondisi ekonomi domestik yang terus membaik. Hari ini Rupiah masih akan tetap stabil, dan masih tetap akan mengamati perkembangan varian Omicron," ungkap dia.