Produk Asuransi Jiwa Laris Kala Pandemi, AAJI Ungkap Penyebabnya

Ilustrasi asuransi.
Sumber :
  • www.google.com

VIVA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan, kondisi pandemi COVID-19 telah membuat masyarakat menjadi lebih peduli dan sadar akan kebutuhan dan manfaat perlindungan asuransi jiwa bagi masa depan.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menegaskan, kesadaran yang mendongkrak pertumbuhan permintaan terhadap layanan asuransi jiwa itu, terjadi baik dalam segmen produk unit link maupun produk asuransi jiwa tradisional.

Budi menjelaskan, hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan yang terjadi sampai dengan tiga III-2021, di mana produk asuransi unit link tumbuh sebanyak 9 persen.

"Sementara produk asuransi jiwa tradisional juga mengalami pertumbuhan sebanyak 15,7 persen, dan berkontribusi sebesar 37,5 persen dari total pendapatan premi," kata Budi dalam telekonferensi, Rabu 8 Desember 2021.

Pertumbuhan pendapatan premi industri asuransi jiwa itu sendiri per kuartal III-2021 diketahui telah mencapai sebesar 11,5 persen, menjadi Rp149,36 triliun. Jika pendapatan premi tadi ditinjau berdasarkan kanal distribusinya, dapat terlihat jika jalur pemasaran melalui format bancassurance merupakan kontributor terbesar dalam pendapatan premi industri asuransi jiwa sepanjang sembilan bulan pertama (Januari-September) 2021.

"Dengan kontribusi (bancassurance) sebesar 47,1 persen jika dibandingkan dengan kanal-kanal distribusi lain," ujarnya 

Karenanya, Budi menekankan bahwa kanal bancassurance memang berperan penting dalam pendapatan premi industri asuransi jiwa, dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,8 persen. Capaian itu menurutnya merupakan lompatan dari pendapatan bancassurance yang sebelumnya hanya Rp62,91 triliun, menjadi Rp70,34 triliun.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon.

Photo :
  • Tangkapan layar.

Apalagi, lanjut Budi, selama masa pandemi COVID-19 ini industri asuransi jiwa juga telah berhasil menciptakan dan mendorong pertumbuhan kanal distribusi. Di mana, saat ini kanal distribusi alternatif bahkan telah mampu memberikan kontribusi hingga 23,8 persen.

"Padahal jika ditinjau kembali selama 3-5 tahun ke belakang, kontribusinya tidak pernah melampaui 15 persen," kata Budi.

Pertumbuhan di kanal distribusi alternatif ini termasuk diantaranya adalah kanal kerja sama IKNB dan Non-IKNB, direct marketing (yang tumbuh sebanyak 119 persen), e-Commerce, telemarketing, dan lain sebagainya.

"Pertumbuhan pada kanal bancassurance dan pertumbuhan kanal distribusi alternatif, yang mana mencatatkan pertumbuhan sebesar 35,6 persen, mengindikasikan bahwa dalam masa sulit pandemi ini industri asuransi jiwa tetap masih dapat bertumbuh secara positif," ujarnya.