RI Contoh Jepang dan Korsel: Dorong UMKM untuk Pulihkan Ekonomi
- Dokumentasi Kemenko Ekonomi.
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi sektor terkuat dalam menghadapi setiap krisis, termasuk akibat Pandemi COVID-19.
Menurutnya, tingkat resiliensi yang tinggi dari UMKM menjadi salah satu penyangga dalam mitigasi lonjakan kasus varian delta sehingga ekonomi dapat tumbuh sebesar 3,51 persen pada kuartal III-2021.
Kontribusi UMKM terhadap PDB pun besar mencapai 61 persen dan menyerap tenaga kerja 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Investasinya 60 persen dari total investasi dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional 16 persen.
Melihat peran UMKM ini, Pemerintah kata Airlangga, terus berkomitmen mendorong pemberdayaan UMKM agar dapat naik kelas dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian.
"UMKM adalah sektor penting dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen," kata dia dalam acara bedah Buku Pembiayaan UMKM, Rabu, 24 November 2021.
Airlangga pun mengungkapkan, banyak pelajaran yang bisa dipetik Indonesia dari Jepang dan Korea Selatan untuk menjadikan UMKM sebagai sektor utama yang mampu mendukung pemulihan ekonomi.
Dia mengatakan, peningkatan pesat UKM Jepang pasca Perang Dunia II telah berhasil membantu pemulihan ekonomi Jepang. Keberhasilan tersebut tercapai melalui sinergi dukungan yang baik dari seluruh stakeholder di Jepang.
Sementara itu di Korea Selatan, kunci keberhasilan dalam mengembangkan UKM menurutnya adalah terciptanya ekosistem kelembagaan yang terintegrasi dengan kebijakan Pemerintah yang mendorong peningkatan daya saing UKM.
"Pelajaran dari Jepang dan Korea Selatan di mana di berbagai negara baik itu Jepang setelah perang dunia ke-II mendorong UMKM untuk pemulihan ekonomi," tuturnya.
Dia pun melanjutkan, pembiayaan UMKM sejak 1999 juga telah dilakukan Pemerintah secara langsung baik dalam bentuk pembayaran Iuran Jasa Penjaminan (IJP) maupun subsidi bunga yang sumber dananya berasal dari lembaga penyalur, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pada masa pandemi COVID-19, Airlangga mengatakan, Pemerintah telah memberikan tambahan subsidi bunga 6 persen sehingga suku bunga KUR menjadi 0 persen pada. Kemudian, dilanjutkan dengan tambahan subsidi bunga lagi sebesar 3 persen pada 2021.
“Pemerintah terus mengintegrasikan sistem pembiayaan UMKM agar mendukung pemberdayaan UMKM dan juga mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah juga terus meningkatkan nilai tambah dengan penguatan kewirausahaan dan tentunya mendorong UMKM mempunyai ekosistem yang lebih baik,” tegas dia.