Cara Kemendag Dorong Ribuan UMKM Jadi Eksportir
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan komitmen penuh pada upaya membantu pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan, tak hanya perdagangan dalam negeri, namun juga bagaimana UMKM menjadi eksportir. Kemendag, lanjut dia memiliki program 1.500 UMKM eksportir yang akan difasilitasi untuk ekspor.
"Dari sisi pasar global, kita mencanangkan program 1.500 (eksportir dari sektor UMKM) serta fasilitasi kemudahan dan pembiayaan bagi UMKM," kata Oke dalam telekonferensi, Rabu 24 November 2021.
Dia menambahkan, upaya itu diiringi dengan pengingkatan kapasitas ekspor, meningkatkan fasilitasi promosi, dan mengintegrasikan database UMKM ekspor.
"Serta mengoptimalisasi fungsi perwakilan untuk melakukan promosi," ujarnya.
Selain itu, Oke juga mengingatkan bahwa perang dagang antara Amerika dan China, meskipun di satu sisi berdampak pada perekonomian nasional, tapi di satu sisi lain juga menyediakan peluang bagi Indonesia untuk ekspor ke kedua negara tersebut. Karenanya, peluang ini harus dimanfaatkan oleh pemerintah, dengan memperbesar porsi ekspor dan produk-produk unggulan ke Amerika Serikat dan China.
Di samping itu, lanjut Oke, Kemendag juga tetap mencoba menjaga stabilitas perekonomian, dengan memastikan ketersediaan stok barang dan harga yang pergerakannya dapat dikendalikan.
"Sehingga disparitas harga antar daerah dapat kita kendalikan, dan tentunya juga menjaga inflasi pangan melalui pengawasan aksi spekulasi, penimbunan, pemantauan harga dan stok, operasi pasar, dan koordinasi bersama para instansi terkait," kata Oke.
Sementara dari sisi demand, Oke memastikan perihal adanya momentum penyelenggaraan hari belanja online nasional (harbolnas), dengan target penjualan bagi produk-produk UMKM.
"Hal itu seiring penerapan program digitalisasi pasar yang bekerja sama dengan market place, untuk memberikan akses pasar dan kemudahan bagi customer dalam melakukan transaksi terutama pada era pandemi COVID-19 ini," ujarnya.