Penyekatan di Sirkuit Mandalika Berpotensi Matikan Ekonomi Warga
- Satria Zulfikar/VIVA.
VIVA – Direktorat Lalulintas Polda NTB memberlakukan sistem penyekatan di enam pintu masuk menuju Sirkuit Mandalika saat pelaksanaan World Superbike (WBSK) akhir pekan ini.
Pengendara yang tidak memiliki tiket dipaksa untuk putar balik, guna menghindari kemacetan lalulintas saat WSBK berlangsung.
"Kalau hanya untuk datang tanpa memiliki tiket kami akan putar balik, supaya menghindari kemacetan," kata Direktur Lalulintas Polda NTB, Kombes Pol Djoni Widodo, Senin, 15 November 2021.
Sedikitnya ada enam titik yang menjadi pintu masuk menuju Sirkuit Mandalika akan disiapkan petugas gabungan untuk memeriksa tiket pengendara.
"Masyarakat gunakan kendaraan pribadi akan disekat di enam lokasi," katanya.
Baca juga: Cara Erick Thohir Dorong Aksi Korporasi BUMN Tak Pakai Duit Negara
Namun, bagi warga sekitar Sirkuit Mandalika, bisa berkendara dengan menunjukkan KTP mereka. Sementara itu, Dishub NTB menyediakan 97 armada untuk mengangkut penumpang menonton WSBK.
Armada tersebut dilepas di lima titik penghubung Sirkuit Mandalika. Masing-masing di eks Bandara Selaparang Mataram, Pelabuhan Kayangan, Pelabuhan Lembar, Bandara Zainuddin Abdul Madjid dan Pelabuhan Bangsal.
"97 armada akan dibagi menjadi lima titik. Ada bus berkapasitas 40 seat, mini bus 30 seat dan kendaraan 12 seat," kata dia.
Selain itu disediakan juga Angkutan Sewa Khusus (ASK) untuk penonton. ASK tersebut dikenai tarif sesuai dengan ketentuan yang diatur.
"Organda memberikan opsi kedua dengan ASK yang biaya ditentukan dari Dishub. Tidak lagi memberikan tarif yang tidak ada aturan," kata Kadis Perhubungan NTB, Lalu Moh Faozal.
Baik bus gratis maupun ASK berbayar akan kembali membawa pulang penumpang di titik mereka dijemput seusai menyaksikan WSBK.
Pegiat Sosial Rudi Lombok menilai kebijakan tersebut justru berpotensi mematikan ekonomi masyarakat.
"Kalau masyarakat dibatasi untuk ke Sirkuit Mandalika, bagaimana perekonomian masyarakat kecil di sana bisa tumbuh," katanya, Rabu, 17 November 2021.
Rudi mengatakan, penonton WSBK dibatasi 25 ribu orang. Sementara usai menonton, mereka akan dibawa kembali ke tempat mereka dijemput.
"Itu jelas saja tidak akan membangkitkan ekonomi masyarakat kecil di sana," katanya.
Dia mempertanyakan janji Pemerintah yang menyebut WSBK mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Dengan adanya kebijakan seperti itu, maka justru buat mati ekonomi pedagang kecil di sekitar Mandalika," katanya.
Rudi menolak kebijakan penyekatan terhadap pengendara tanpa tiket. Dia mengatakan, ketika penonton sibuk menyaksikan WSBK, maka pengunjung yang bukan penonton akan sibuk berbelanja di warung warga sekitar. Sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dari adanya WSBK.
"Ini kan lucu, penonton akan diantar ke sirkuit, terus habis nonton diantar pulang. Lah masyarakat di sana dapat apa? Pedagang di sana dapat apa?," sesalnya.
Menurut Rudi, banyak masyarakat yang bukan penonton WSBK, ingin berkunjung ke sekitar sirkuit. Saat berkunjung nanti, tentu ada perputaran ekonomi masyarakat kecil atau pedagang kali lima di sana.
"Jadi sebenarnya WSBK ini menguntungkan rakyat kecil atau menguntungkan pemodal?" katanya.