Kadin Bakal Sasar Santri Jadi Pengusaha Masa Depan

Rapat Kadin Ketua Umum dan Dewan Pertimbangan
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia mengusulkan program kepada Dewan Pengurus Arsjad Rasjid untuk menyasar kalangan pesantren atau santri demi membangun ekonomi Indonesia. Sebab, jumlah santri di Indonesia cukup besar sehingga bisa melanjutkan perjuangan membangun perekonomian bangsa nantinya.

“Banyaknya kaum santri bisa menjadi tulang punggung pengusaha kedepan. Jadi hal-hal seperti ini kami akan fokuskan supaya yang dilakukan di Kadin ada manfaatnya,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie di Menara KADIN, Jakarta Selatan pada Selasa, 16 November 2021.

Gagasan menggalang kaum santri ini muncul dari salah satu Anggota Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Yusuf Mansur. Beliau merupakan pimpinan Pondok Pesantren Darul Qur’an. 

Baca juga: Jawaban Jokowi Ketika Ditanya Waktu Reshuffle Kabinet

Menurut dia, rata-rata alumni pesantren jarang yang mau bekerja sama orang lain. Sehingga, santri lebih memilih menjadi pengusaha.

“Lulusan pesantren hampir tidak ada yang cita-citanya kerja, dari dulu. Pokoknya kalau nyantren itu jadi pengusaha, entah jual cendol atau jualan apa. Itu bagus buat Kadin yang akan datang,” ujarnya.

Sementara Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid sepakat bahwa pesantren akan menjadi pilot project atau sasaran program Kadin lima tahun ke depan. Karena, ia melihat memang ada ketidaksamaan lulusan pesantren atau madrasah dengan SMA.

“Karena tidak ada kesetaraan, dan kasihan teman-teman yang sudah lulus tidak bisa bekerja serta bingung akhirnya. Sebaiknya tepat sekali untuk masuk (pesantren),” jelas Arsjad.

Rapat Kadin Ketua Umum dan Dewan Pertimbangan

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Di samping itu, Irfan Wahid atau Gus Ipang Wahid yang merupakan putra KH. Salahuddin Wahid ini menjelaskan pemberdayaan pesantren perlu dilakukan oleh Kadin Indonesia. Karena menurut dia, jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 31.000 dengan santri aktif sekitar 4,1 juta orang.

“Santri itu tidak ada mantan santri. Begitu dia jadi santri, ya akan terus sebagai santri. Memang jaringan itu luas,” ucapnya.

Apalagi, kata dia, sekarang Kementerian Agama lagi bikin BUMPes (badan usaha milik pesantren). Targetnya, sampai 2024 itu sudah 5.000. “Saya rasa kontribusi yang bisa kita lakukan di situ dengan signifikan, kalau mau masuk ke ranah situ,” katanya.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar Kadin tidak mengabaikan kekuatan kaum milenal. Sebab, masa depan Indonesia justru pada anak milenial yang memiliki jiwa enterprenuer.

“Contoh paling gampang anaknya Ustaz Yusuf Mansur, namanya Wirda Mansur. Punya gerakan namanya MAB (milenial anti bokek), members 400 ribu aktif, bayarnya 100 ribu. Jadi bisa dibayangin usia Wirda 20 tahun sudah pegang duit Rp100 ribu kali 400 ribu orang,” ujarnya.