Pengamat Khawatirkan Hal Ini Usai Kebakaran Kilang Cilacap

Kepulan asap dari tangki 36 T 102 yang terbakar di Kilang Pertamina Cilacap.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/foc

VIVA – Insiden kebakaran kembali terjadi di tangki minyak Kilang Cilacap, Jawa Tengah pada Sabtu 13 November 2021. Kebakaran tersebut kembali terjadi usai pada Juni 2021 lalu juga alami kebakaran serupa di lokasi tersebut.

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai insiden kebakaran yang menimpa tangki minyak di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, akan memperbesar biaya impor Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional.

"Sudah pasti kebakaran akan memperbesar biaya impor BBM," ujar Fahmy dikutip dari Antara, Minggu 14 November 2021.

Baca juga: Pengamat Curiga Kebakaran Beruntun Kilang Pertamina Disengaja

Data Badan Pusat Statistik mencatat impor minyak Indonesia sebanyak 10,57 juta barel sepanjang Januari hingga Juli 2021. Jumlah itu meningkat tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,33 juta barel.

Dari sisi nilai, impor minyak pada paruh pertama tahun ini telah mencapai US$6,18 miliar atau meningkat 48 persen dari sebelumnya hanya US$4,18 miliar pada semester I 2020. Kenaikan terjadi akibat lonjakan harga minyak dunia.

Selain itu, Fahmy juga memperkirakan tak hanya berdampak pada kran impor BBM, insiden kebakaran tangki minyak di area kilang yang telah terjadi tiga kali tahun ini juga bisa memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2021.

Pertamina, kata dia, harus punya komitmen tinggi dan tidak abai dalam mengamankan seluruh aset penting terutama kilang dan tangki minyak dengan menerapkan sistem keamanan berlapis sesuai dengan standar internasional.

"Sistem pengamanan tersebut harus diaudit secara berkala oleh Kementerian ESDM dan lembaga independen," jelas Fahmy.

Kebakaran di kilang Pertamina Cilacap Sabtu malam, 13 November 2021.

Photo :
  • Antara

Diketehui, insiden kebakaran di area Kilang Cilacap terjadi pukul 19.10 WIB, Sabtu 13 November 2021, menimpa tangki 36 T-102. Tangki ini berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31.000 kiloliter.

Ketika terjadi kebakaran, Pertamina langsung melakukan alih tangki komponen produk Pertalite yang tidak terbakar di tangki 36 T-101 ke Terminal BBM Lomanis.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan insiden kebakaran tangki tidak berpengaruh terhadap produksi bahan bakar minyak di kilang tersebut.

"Dipastikan dengan terbakarnya satu tangki dari 228 tangki yang ada di Cilacap, kilang tetap beroperasi jadi tidak ada shutdown, sehingga tidak berpengaruh terhadap produksi," ujar Nicke. (Ant)