Pandemi, Ekspor Peternakan Malah Naik 39 Persen

Pelepasan ekspor makanan hewan ke Brunei Darussalam di Sidoarjo
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Nasrullah menyebutkan bahwa nilai ekspor di sektor peternakan Indonesia mencapai 964,9 juta Dolar AS. Sampai September 2021 lalu, nilai ekspornya mencapai 878,4 juta Dolar AS.

"Justru pandemi melanda nilai ekspor peternakan naik 39 persen dibandingkan periode yang sama (September) tahun 2020. Artinya, sektor ini cukup signifikan berkontribusi pada perekonomian negara," kata Nasrullah saat melepas ekspor pakan ternak oleh PT Central Windu Sejati di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis, 11 November 2021.

Ekspor makanan  hewan jenis kucing bermerek Bolt dan Cleo sebanyak 10 ton itu adalah yang pertama oleh PT Central Windu Sejati dengan tujuan Brunei Darussalam. Soal itu, Narullah mengatakan, ekspor perdana ini menjadi gebrakan baru produk pakan hewan peliharaan yang di produksi oleh bangsa sendiri.

Artinya, kata Nasrullah, produk Indonesia tidak kalah dengan produk lain yang banyak diproduksi dan diimpor dari luar negeri. "Ini menjadi pengakuan dari negara luar, minimal dari Asean, dalam hal ini Brunei Darussalam, bahwa kualitas produk pakan hewan kesayangan dalam negeri dapat berkompetisi dengan produk luar," ujarnya.

Anak perusahaan dari  PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima) ini akan menargetkan akhir tahun ini ke nagara Filiphina dan tahun berikutnya  ke  Asia Tenggara dengan nilai yang sama seperti tahun ini.

"Ekspor perdana ini tidak terlalu tinggi akan tetapi,  kami membuat terobosan baru dalam pasar pakan ternak peliharaan diluar negeri nantinya. Adapun nilai ekspor ini sebasar 10.000 Dolar AS," terang Presiden Direktur PT Central Windu Sejati, Paulius Juta.

Lebih lanjut Paulius menjelaskan, selama ini pihaknya mampu memproduksi pakan  ternak peliharaan sebasar 8.000 ton per bulan. "Ke depan kami akan menargetkan produksi lebih tinggi yakni sebasar 15.000 ton per bulan. Sementara kontribusi paling tinggi saat ini adalah pakan kucing," katanya.

Paulius menambahkan, selama CP Prima yang juga memproduksi pakan lainnya seperti pakan ikan, pakan udang, bibit udang, bibit ikan, probiotik, sampai produk udang dan makanan olahan.  Hal ini kata dia, untuk memenuhi target dari pemerintah.

"Kami akan mengikuti arahan dari Dirjen soal target ini sampai 2024 nanti 3 kali lipat produksi. Kami optmis mampu menargetkan yang diminta oleh pemerintah seiring dengan memperluas jaringan ekspor ke nagara lain," ungkap Paulius.

Baca juga: Petani Kelapa Sawit Curhat Ekspor ke Eropa Ketat, Ini Pesan Moeldoko