Revisi ke Bawah, Bank Mandiri Proyeksi Ekonomi RI 2021 Tumbuh Segini

Bank Mandiri Pusat
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Tim Ekonom Bank Mandiri merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021. Ekonomi Indonesia diperkirakan hanya akan tumbuh 3,69 persen dari sebelumnya diperkirakan tumbuh 4,43 persen.

Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani mengatakan, revisi ini dilakukan usai melihat dampak dari lonjakan kenaikan kasus COVID-19 pada Juni 2021 yang menekan ekonomi kuartal III-2021.

"2021 akan sebesar 3,69 persen, lebih rendah dari proyeksi kami pada awal tahun yang sebesar 4,43 persen," kata dia, Selasa, 9 November 2021.

Dendi mengatakan, kasus tambahan harian COVID-19 pada akhir Juni 2021 meningkat signifikan, begitu pula dengan angka kematian. Peningkatan terjadi di semua provinsi di Pulau Jawa, berdampak terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi.

"Kenaikan kasus COVID-19 pada bulan Juni 2021 adalah faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi nasional maupun provinsi, khususnya pada kuartal III, 2021," ucap dia.

Di sisi lain, risiko ke depan yang akan menggentayangi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih besar. Dikatakannya ini terkait kemungkinan kenaikan kasus COVID-19 terutama setelah periode liburan Natal dan Tahun Baru.

"Kami masih melihat percepatan program vaksinasi adalah game changer bagi pemulihan ekonomi ke depan melalui pencapaian herd immunity," paparnya.

Meski ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 hanya tumbuh 3,51 persen dari kuartal II 2021 mencapai 7,07 persen, Dendi menilai, pertumbuhan ekonomi kuartal tersebut sudah positif di semua provinsi kecuali Bali dan Papua Barat.

Ilustrasi pasien COVID-19

Photo :
  • Irfan/VIVA.

"Beberapa provinsi bahkan mampu tumbuh double digit yaitu, Sulawesi Tengah yang tumbuh 10,21 persen, Maluku Utara 11,41 persen dan Papua 14,54 persen," tegasnya.

Pada kuartal III, dia melanjutkan pengeluaran rumah tangga secara agregat di 34 provinsi juga tercatat hanya mampu tumbuh sebesar 2,06 persen, kedua tertinggi setelah pengeluaran investasi yang tumbuh 4,86 persen.

Dari sisi pengeluaran pemerintah tercatat hanya tumbuh 1,46 persen di seluruh 34 provinsi. Namun, pengeluaran pemerintah di beberapa provinsi malah mengalami kontraksi yang cukup tinggi seperti di Kepulauan Riau -30,87 persen.

"Pengeluaran pemerintah termasuk pengeluaran pemerintah daerah memegang peranan penting pada periode krisis sebagai kebijakan fiskal countercyclical," ungkapnya.