BSI Buka Cabang di Dubai, Erick Thohir: Jejak Pertama di Pasar Global
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara resmi telah menerima izin prinsip untuk membuka kantor perwakilan di Dubai, dari Dubai International Financial Center (DIFC).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, hal ini adalah bentuk komitmen untuk mendukung program BUMN Go Global yang telah dicanangkan oleh Kementerian BUMN.
"Ini merupakan penanda rekam jejak pertama BSI di pasar global," kata Erick dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 6 November 2021.
Letter of Incorporation itu menandai bahwa BSI secara resmi dapat membuka pasar di wilayah Timur Tengah. Dengan akta pendirian tersebut, BSI resmi menjadi bagian dari DIFC. Hal itu membuat BSI selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuannya, untuk menjadi pemain kunci dalam industri perbankan syariah global.
Erick mengatakan, BSI akan menjadi bank pertama dari Indonesia yang memiliki kantor perwakilan di kawasan Timur Tengah. Dengan ekspansi ini, BSI berharap dapat mewujudkan misinya sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025.
"Kehadiran BSI di Dubai diharapkan tidak hanya dapat berkontribusi pada pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia, tapi juga dapat mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah khususnya Uni Emirat Arab (UEA)," ujarnya.
Apalagi, lanjut Erick, UEA adalah salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global termasuk Sukuk.
Karena itu, Erick pun berharap agar BSI dapat mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai, dan menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global, untuk menginvestasikan dananya pada proyek-proyek pemerintah, BUMN, dan juga untuk proyek-proyek pembangunan lainnya di Tanah Air.
"Kehadiran BSI di Dubai juga diharap akan memudahkan akses bagi seluruh pemangku kepentingan, untuk mencari layanan dan informasi keuangan guna memberdayakan bisnis ekspor dan impor ke Timur Tengah," kata Erick.
Dia menambahkan, "Hal ini perlu ditekankan, untuk memperkuat pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia khususnya pascapandemi COVID-19."