Mau Pensiunkan PLTU, Sri Mulyani Butuh Dana hingga US$30 Miliar
- ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr.
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyampaikan komitmennya kepada investor global dalam upaya transisi energi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Hal ini dia sampaikan saat mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu dengan beberapa investor dalam CEOs Forum yang digelar di Glasgow. Mereka menurutnya juga memiliki komitmen untuk mendukung.
"Para CEO dan Perwakilan Perusahaan global yang berpusat di Inggris ingin mendengar rencana pemerintah Indonesia dalam memenuhi komitmen perubahan iklim," tutur Sri dikutip dari keterangannya, Rabu, 3 November 2021.
Baca juga: Jadi Calon Tunggal Panglima TNI, Ini Catatan Kekayaan Andika Perkasa
Di sektor energi, Indonesia dikatakannya akan membuka peluang investasi untuk melakukan pensiun dini atau early retirement dari pembangkit batubara. Kemudian bertransisi ke energi terbarukan.
"Pemerintah menurutnya telah mengidentifikasi 5,5 GW PLTU Batubara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar US$25-30 miliar selama delapan tahun ke depan," tegas dia.
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi kata Sri menyampaikan telah ditandatanganinya Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme karbon ke depan.
Begitu juga potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, serta pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan.
"Mereka juga sangat antusias menanyakan dan mendukung instrumen pendanaan investasi hijau (green bonds dan blended finance) yang sudah dibentuk Indonesia," tegas Sri.
Sebelumnya Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana, memastikan saat ini tengah mengevaluasi semua PLTU dan membahas bagaimana cara melakukan langkah pensiun pada setiap PLTU tersebut.
Saat ini, Rida mengaku bahwa pihaknya pun masih mendata PLTU mana saja yang kiranya sudah mendekati masa pensiun, dengan aset yang dinilai sudah tidak ada lagi dari PLTU itu.
"Paling enggak kita sudah mendata, mana saja PLTU yang sudah mendekati umur pensiun yang asetnya sudah nol kalau berakhir," kata Rida dalam telekonferensi, Jumat 4 Juni 2021.