Milenial Jangan Tunda Beli Rumah, Simak Keuntungan Ajukan KPR saat Ini

Pameran Properti.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Industri properti diprediksi makin kinclong seiring dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlangsung. Hal ini didukung masih tingginya kebutuhan untuk memiliki rumah di Indonesia, khususnya generasi milenial.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memberikan kemudahan dengan meluncurkan fitur Graduated Payment Mortgage (GPM) dalam produk KPR BTN Gaess for Millenial. Fitur GPM memiliki keunggulan utama di antaranya Suku bunga promo lebih rendah dan diperhitungkan secara berjenjang yaitu sebesar 4,75 persen selama 2 tahun pertama pinjaman. 

Kemudian bunga naik 1 persen tiap tahun selama 3 tahun pertama, sehingga besar angsuran GPM lebih rendah dibanding angsuran KPR reguler pada awal masa kredit. Setelah itu, pembayaran angsuran akan meningkat secara stabil sesuai dengan asumsi kenaikan penghasilan calon debitur setiap tahunnya.

Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu berpendapat, kebutuhan pemilikan rumah yang tinggi membuat perseroan mencari solusi yang tidak memberatkan bagi kalangan milenial terutama dari sisi angsuran setiap bulannya. Dengan suku bunga KPR yang rendah dan angsuran terjangkau diyakini akan menggairahkan sektor perumahan di Tanah Air.

"Kaum milenial terutama yang baru berumah tangga pastinya punya keinginan memiliki rumah. Kita coba mewujudkan keinginan mereka dengan solusi yang tidak memberatkan dengan fitur GPM," jelas Nixon dalam keterangannya, dikutip Senin, 1 November 2021.

Menurut Nixon, fitur baru ini diharapkan membuat kaum milenial tidak menunda untuk membeli rumah. Sebab, akan mendorong sektor perumahan khususnya KPR Non Subsidi kembali menggeliat.

Baca juga: Sri Mulyani Jelaskan Tiga Tantangan Pemulihan Ekonomi Global

"Kami optimistis prospek industri properti akan semakin cerah, seiring kebutuhan milenial miliki rumah yang tinggi. Kami targetkan tahun depan bisa melakukan pembiayaan rumah sekitar 250.000 hingga 300.000 unit," jelas Nixon.

Dia menuturkan, kebutuhan rumah yang tinggi saat ini akan menjadi sentimen positif bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada para nasabah.

Wakil Dirut BTN Nixon L P Napitupulu.

Photo :
  • Dokumentasi BTN.

"Kebutuhan pemilikan rumah yang tinggi harus diimbangi oleh kecepatan dan kemudahan pelayanan bagi para debitur dan calon debitur. BTN terus melakukan transformasi untuk mewujudkan hal tersebut," katanya.

Sementara itu, Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus mengungkapkan, prospek sektor perumahan tahun depan masih sangat bagus. Sebab, selain angka backlog yang tinggi, pertumbuhan rumah tangga baru/ keluarga baru (household) juga masih positif.

“Untuk saat ini, investasi di sektor perumahan bagi keluarga yang baru menikah menjadi waktu yang tepat setelah hampir 2 tahun pandemi COVID melanda Tanah Air dan dunia. Pertimbangan investasi di sektor ini antara lain karena banyaknya aset properti yang dijual di bawah harga pasar, bahkan masih ada yang memberikan diskon,” ungkap Anton.

Lebih lanjut Anton mengatakan, penurunan angka COVID-19 dan sentimen ekonomi bisnis membaik menjadi momentum positif yang akan mendorong pertumbuhan bisnis properti. 

"Perubahan yang cepat sangat positif di hampir seluruh wilayah melandai, tentu saja berdampak positif terhadap kegiatan bisnis, termasuk properti. Kita harapkan tren penjualan membaik di semester pertama akan berlanjut," ujarnya.

Dia pun menyarankan, bagi keluarga baru, ataupun generasi milenial, terutama pembeli rumah pertama menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi properti dengan tingkat suku bunga KPR yang di bawah 10 persen. 

"Siklus bergerak naik, inilah yang diharapkan akan menjadi gain dari investasi properti. Momennya masih ada, masih terbuka. Sekarang waktu tepat cari peluang investasi properti," paparnya.

Ketua Umum Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida memperkirakan, industri properti akan tetap tumbuh pada tahun 2022. Saat ini, pangsa pasar kita 70 persen millenial, karena generasi ini mempunyai pendapatan yang lebih stabil.

Pameran perumahan.

Photo :
  • ANTARA FOTO/R. Rekotomo

“Potensi generasi milenial untuk membeli properti relatif besar. Kemampuan kelompok ini memenuhi gaya hidupnya selama ini karena ditopang penghasilan yang cukup memadai. Apabila penghasilan milenial itu digabung dengan pasangannya, tentu daya beli mereka akan jauh lebih besar lagi. Jadi mestinya generasi milenial mampu mencicil rumah Rp2,5 juta sampai Rp3 juta per bulan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, terdapat beberapa kombinasi insentif pemerintah yang diterapkan untuk memerangi dampak negatif COVID-19 terhadap perekonomian. Antara lain, UU Cipta Kerja No. 11/2020 yang telah mulai berlaku, yang akan memangkas birokrasi perizinan, sehingga menciptakan lingkungan yang ramah bisnis.

Kemudian, Paulus mengungkapkan, ada pula kebijakan insentif pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN) rumah baru diberlakukan pada Maret lalu, total penjualan properti telah menembus sekitar Rp200 triliun hingga Juni 2021.

REI menargetkan penjualan properti mencapai Rp500 triliun hingga akhir 2021 seiring perpanjangan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP). Jika tidak ada gelombang ketiga kasus penularan COVID-19.