Mengintip Potensi Investasi di Provinsi Termuda Indonesia

Ilustrasi arah investasi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menyelenggarakan Investment Forum Kalimantan Utara hari ini. Berbagai potensi investasi di provinsi termuda di Indonesia itu pun ditawarkan.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada triwulan II 2021 tumbuh 5,81 persen (year on year). Angka ini meningkat dari triwulan sebelumnya yang masih terkontraksi sebesar 1,91 persen yoy.

Moncernya kinerja ekonomi di Kaltara tersebut didorong oleh akselerasi kinerja seluruh lapangan usaha utama, yakni pertambangan, perdagangan dan konstruksi. Sementara itu Dari sisi pengeluaran, kinerja ekspor, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dan konsumsi rumah tangga memiliki kinerja yang baik. 

“Provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini memiliki potensi kekayaan sumber daya alam, utamanya adalah minyak bumi, gas alam dan batu bara, dan yang pasti energi baru terbarukan,” kata Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang, dikutip dari keterangannya, Rabu, 13 Oktober 2021.

Zainal menjabarkan, dari 17 sektor ekonomi di Kaltara, sektor pertambangan dan penggalian merupakan penopang utama ekonomi. Kemudian sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan lalu Konstruksi, serta Perdagangan dan selanjutnya industri Pengolahan. Dengan potensi itu, provinsi ini tengah bersolek untuk menarik investor.

Baca juga: Lagi Pandemi, PMN Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dinilai Wajar

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementrian Investasi/BKPM Indra Darmawan mengatakan, Kalimantan Utara sendiri pada 2020 mencatat nilai investasi mencapai Rp5,6 triliun. Salah satu daerah potensialnya  adalah wilayah Bulungan yang menjadi motor pengerak ekonomi di provinsi ini.

“Tahun 2021 ini nilai investasi  yang masuk pada semester I sudah lebih Rp 2 triliun,” kata ujarnya. 

Dalam menyiapkan daerah berpotensi investasi, menurut Rahadian Zulfadin, Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, harus didukung feability study dan dijalankan oleh SDM yang kompeten. 

Menurut Rahadian, ada banyak peluang yang dibuka Kaltara untuk investasi, namun ada tiga hal yang menjadi andalan karena potensinya yang memang bagus. Pertama adalah di sektor energi baru yang terbarukan (EBT), kawasan industri dan lumbung pangan. 

Zainul mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Kaltara telah memetakan potensi pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya air. “Di antaranya Sungai Mentarang, Sungai Kayan, dan beberapa lainnya,” kata Gubernur Zainal. 

Kemudian terkait Pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) telah ditetapkan di Tanah Kuning-Mangkupadi. Kawasan itu yang berkonsep zona ekonomi ramah lingkungan seluas 10.100 hektare dan pembangun industri pariwisata.

Investment Forum Kaltara.

Photo :
  • Dokumentasi Pemprov Kaltara.

“Pariwisata dikembangkan dari pengembangan dan penataan desa wisata serta menjaga kelestarian alam melalui Heart of Borneo (HoB) yang mengedepankan kearifan lokal,” ungkapnya.

Sedangkan potensi ketiga yang didorong Kaltara adalah pengembangan lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Bulungan. Pengembangan lumbung pangan di provinsi ini penting mengingat pada 2045 Ibu Kota Negara akan pindah ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. 

Sehingga Kalimantan Utara masuk sebagai daerah penyangga pangan Ibu Kota Negara untuk sejumlah komoditi. Seperti padi organik, cabai dan bawang merah. Rencana ini sudah tertuang dalam dokumen arah kebijakan, strategi dan program pembangunan pertanian 2020-2024 milik Kementerian Pertanian.