Pesan Jokowi soal Pengelolaan Tambang: Jangan Cuma Jadi Tukang Gali

Presiden Jokowi.
Sumber :
  • YouTube Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo menyatakan arah pembangunan Indonesia ke depan dalam hal pengelolaan tambang. Jokowi tak ingin lagi kekayaan sumber daya alam hanya dieksploitasi saja, atau Indonesia sebagai ‘tukang gali’ tanpa mengelolanya menjadi nilai tambah. 

Hal itu dikatakan Presiden saat memberi sambutan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Negara, hari ini. 

“Kalau tambang ya kita jangan jadi tukang gali saja. Anugerah yang diberikan Allah ke kita betul- betul luar biasa besarnya tapi kalau hanya tukang gali kita kirim keluar mereka buat smelter di sana kemudian dibuat barang setengah jadi atau jadi, kembali ke sini kita beli ini lah yang sedikit demi sedikit harus kita hilangkan,” kata. Presiden, Rabu 13 Oktober 2021.

Baca juga: Sekarang Bisa Beli Token Listrik PLN Rp5.000, Begini Caranya

Citra Tambang Grasberg Freeport Indonesia dari Stasiun Antariksa Internasional

Photo :
  • www.visibleearth.nasa.gov

Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini sangat serius menggarap industri hilirisasi. Dia mengatakan, tidak bisa lagi Indonesia melakukan ekspor bahan mentah komoditas yang tidak punya nilai tambah.

“Semuanya bergerak ke arah sana. Tidak bisa lagi kita ekspor raw material, yang tidak memiliki nilai tambah. Kita dapat uang dari situ iya, kita dapat income dari situ ya, tapi nilai tambahnya itu yang kita inginkan,” ujar Kepala Negara. 

Begitu juga sektor perikanan. Menurut Jokowi, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sebagai negara bahari ini sangat melimpah. Penangkapan ikan harus berbasis industri. 

Penangkapan ikan, kata Presiden, harus terukur demi keberlanjutan ekosistem laut serta yang paling penting adalah memastikan kesejahteraan rakyat. 

“Tidak boleh lagi kita jadi tukang tangkap ikan, harus ada industri pengolahannya di sini. Atau pada saat kita mendapatkan booming kayu, hanya tebang-tebang tidak ada industri perkayuan dan tidak ada industri permebelan sehingga industri kita kehilangan kesempatan itu,” ujarnya.