Skandal Manipulasi EoDB, Bos IMF Dianggap Tak Bersalah

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.
Sumber :
  • Ian Langsdon/Pool via ANTARA/REUTERS

VIVA – Dana Moneter International (IMF) mengumumkan hasil investigasi dewan eksekutifnya terhadap skandal Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Kasus itu terjadi saat dia menjabat sebagai pimpinan Bank Dunia.

Dikutip dari siaran persnya hari ini, IMF menyebutkan bahwa Dewan Eksekutif IMF bertemu hari kemarin untuk menyimpulkan tinjauannya. Atas, masalah yang diangkat oleh investigasi WilmerHale atas laporan World Bank Ease of Doing Business (EoDB) 2018.

"Ini adalah pertemuan Dewan Eksekutif kedelapan tentang masalah ini, sebagai bagian dari komitmen dewan eksekutif untuk tinjauan menyeluruh, objektif, dan tepat waktu," demikian tulis IMF dalam siaran persnya, dikutip Selasa, 12 Oktober 2021.

Secara khusus, Dewan Eksekutif IMF disebutkan telah melakukan dua diskusi ekstensif masing-masing dengan perwakilan WilmerHale serta dengan managing director yang dalam hal ini adalah Kristalina.

Baca juga: Bambu Sudah Puluhan Tahun Jadi Bahan Baku Konstruksi, Ini Buktinya

Usai pertemuan ini, Dewan Eksekutif IMF menganggap informasi yang disajikan dalam proses peninjauan tidak secara meyakinkan menunjukkan bahwa Kristalina memainkan peran yang tidak patut terkait Laporan Doing Business 2018 saat dia menjabat sebagai CEO Bank Dunia.

Setelah melihat semua bukti yang disajikan, Dewan Eksekutif menegaskan kembali kepercayaan penuhnya pada kepemimpinan Kristalina sebagai Direktur Pelaksana IMF dan kemampuannya untuk terus menjalankan tugasnya secara efektif. 

"Dewan percaya pada komitmen direktur pelaksana untuk mempertahankan standar tata kelola dan integritas tertinggi di IMF," ungkap IMF.

Dewan Eksekutif juga menegaskan kembali komitmennya sendiri untuk mendukung direktur pelaksana dalam mempertahankan standar tertinggi tata kelola dan integritas dalam data, penelitian, maupun operasional IMF.

Sebagai informasi, dalam skandal ini, Kristalina dituduh menekan stafnya untuk mengubah laporan demi menaikkan rating China dalam laporan World Bank's Doing Business 2018. Ia diduga memoles laporan itu atas permintaan pemerintah China.