Persetujuan Kredit di BTN Tahun Depan Ditargetkan Cuma Sehari
- Dokumentasi BTN
VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk menargetkan bakal mempercepat persetujuan (approval) pengajuan kredit debitur menjadi hanya satu hari mulai 2022. Hal ini dapat diwujudkan sejalan dengan implementasi credit scoring menggunakan teknologi informasi.
Direktur Risk Management and Transformation BTN Setiyo Wibowo mengatakan, implementasi teknologi credit scoring telah mempercepat proses pengajuan kredit yang saat ini sudah bisa dilakukan persetujuan dalam waktu 2-3 hari setelah semua dokumen persyaratan pengajuan kredit dilengkapi. Sebelumnya proses pengajuan kredit berlangsung selama 7-8 hari.
"Saat ini proses bisnis sudah 50 persen digital, biro kredit sudah pakai robotik. Sudah tidak perlu ditelepon lagi. Dari sebelumnya 7-8 hari, sekarang 2-3 hari debitur sudah mendapat approval. Tahun depan, kami berharap persetujuan di hari yang sama, debitur akan dapat melakukan approval kredit," ujar Bowo di Jakarta dikutip dari keterangannya, Minggu, 10 Oktober 2021.
Menurut Bowo, untuk mempercepat proses bisnis termasuk perkreditan, BTN telah melakukan sentralisasi operation dari sebelumnya ditangani oleh kantor cabang. Saat ini, sudah ada enam kredit center di seluruh wilayah Indonesia.
"Sekarang trennya semua proses kredit ada di sentral, harapannya semua proses bisa seragam, dengan dukungan teknologi," tambahnya.
Dia menjelaskan, dengan inovasi ini, BTN bisa memberikan pembiayaan perumahan mencapai 1,2 juta dalam kurun 5 tahun yakni periode 2021-2025. Langkah ini untuk mengurangi selisih antara kebutuhan rumah dan persediaan atau backlog perumahan di Indonesia.
“Sejalan dengan RPJM bahwa setiap tahun 200-300 ribu unit rumah sampai 2025 akan menyalurkan 1,2 juta rumah,” katanya.
Lebih lanjut menurutnya, perseroan tetap optimistis bisa mencapai target The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025, meski dibayangi pandemi COVID-19, Hal ini didorong salah satunya pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia masih terbuka dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.
Baca juga: Gugatan AD/ART Demokrat Dibilang Aneh, Ini Respon Yusril
Suatu bank ditegaskan menjadi mortgage bank bila memiliki portofolio KPR setidaknya 40 persen dari total penyaluran kredit. Di kawasan Asia Tenggara, baru ada DBS Group dan CIMB Group yang cukup kuat di segmen ini.
Dia menuturkan, dari sisi pertumbuhan aset, Bank BTN lebih baik dari DBS dan CIMB. Namun dari kualitas dan return on equity (RoE) serta net interest margin (NIM), perseroan diakui masih lebih rendah.
Karena itu pada 2025, perseroan menargetkan bisa memiliki RoE pada kisaran 16 hingga 18 persen dengan terus melakukan perbaikan proses bisnis. Adapun untuk mencapai target tersebut salah satu yang akan dilakukan perseroan yakni menurunkan biaya dana dengan menggenjot perolehan dana murah hingga dua kali lipat pada 2025 serta menjadi one stop financial solution.
"Kita ingin jadi bank yang memberikan semua solusi ke nasabah. Kalau KPR di BTN harapannya semua transaksi juga melalui BTN. Apalagi saat ini mobile banking BTN sudah sangat user friendly bagi para nasabah," tegasnya.