RI-Australia Tingkatkan Kerja Sama Dagang, Tak Terpengaruh AUKUS

Kerja sama Indonesia dengan Australia.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemendag.

VIVA – Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Daniel Thomas Tehan, di Jakarta, Rabu, 29 September 2021.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri membahas mengenai peningkatan kerja sama setelah adanya Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komprehensif Indonesia Australia atau IA-CEPA.

Selain itu, saat konferensi pers bersama, Lutfi menyatakan bahwa mereka juga membicarakan terkait keberadaan aliansi antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat atau yang disebut AUKUS.

Dalam perbincangan saat itu, Lutfi memastikan bahwa kedua negara berkomitmen untuk tetap fokus mengembangkan nilai tambah dan kemakmuran melalui perdagangan.

"Kita memiliki perbincangan sedikit soal ini, tapi kita memiliki kesepakatan bahwa politk adalah politk, keamanan adalah keamanan, tapi kita di sini untuk berdagang, untuk create value and prosperity," paparnya.

Di sisi lain, dia juga mengatakan, Daniel juga sepakat bahwa apapun yang terjadi di antara kedua negara ke depannya, harus dikembalikan dengan memperkuat kerja sama perdagangan.

"Jadi saya dan dia setuju bahwa jika apapun yang terjadi kita akan kembali ke perdagangan. Indonesia dan Australia akan menjadi partner perdagangan terbaik yang pernah ada di setiap situasi atau kondisi apapun," ungkap Lutfi.

Baca juga: Perpres Jokowi: Wajib Cantumkan NIK dan NPWP dalam Pelayanan Publik

Sebelumnya, Indonesia mencermati dan mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan di antara negara-negara besar di kawasan Indo-Pasifik, menyusul pengumuman inisiatif pertahanan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang dikenal dengan AUKUS.

“Saya singgung mengenai AUKUS dan keputusan Australia untuk pengadaan kapal selam bertenaga nuklir,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan keterangan pers secara virtual dari New York, AS, Rabu.

Melalui kemitraan baru tersebut, Australia akan mendapatkan teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir guna memperkuat angkatan lautnya. Kesepakatan AUKUS dianggap bertujuan untuk menyaingi kekuatan China yang semakin meningkat di kawasan.

Selain itu, kesepakatan baru Australia dengan Inggris dan AS juga telah memicu kemarahan Prancis, yang sebelumnya memiliki perjanjian dengan Australia soal pembelian kapal selam konvensional.