Ada Aliansi AUKUS, Mendag Harap Perdagangan Luar Negeri Tak Terganggu
- Antara/HO-Kemendag
VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, tetap mengharapkan adanya lingkungan internasional yang kondusif. Meski baru-baru ini tercipta aliansi antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat atau AUKUS.
Untuk diketahui, inti dari pakta AUKUS adalah berbagi teknologi dan pertahanan di antara ketiga negara, termasuk kapal selam.
Mendag Lutfi menyatakan, Indonesia akan meminta adanya dialog antara aliansi baru di Indo-Pasifik tersebut dengan seluruh negara, khususnya negara-negara yang terletak di kawasan tersebut.
Dia menekankan, dialog ini akan menjadi faktor kunci untuk menciptakan kesepahaman antara negara-negara di luar aliansi baru ini. Sehingga peperangan tidak perlu terjadi.
"Tugas Indonesia di sini kalau dari politiknya memastikan adanya dialog. Karena dengan itu akan terjadi pengertian untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman yang jadi resep utama peperangan," katanya dalam diskusi virtual, Jumat, 17 Agustus 2021.
Dari sisi perdagangan, Lutfi menyatakan, akan tetap mendorong supaya persoalan politik yang baru tercipta ini terlepas dari seluruh urusan perdagangan antar negara. Sebab, selama ini telah tercipta kerja sama yang baik.
"Nah dalam kesepakatan ASEAN kemarin saya ingin yang dagang ya dagang, karena ini bagian yang terbaik untuk recovery ekonomi. Mudah-mudahan dengan recovery ini menciptakan kemaslahatan kepada banyak orang," papar Lutfi.
Lutfi menganggap, perdagangan antar negara merupakan salah satu instrumen kunci untuk menciptakan perdamaian dunia. Sebab, dengan perdagangan maka distribusi kemakmuran bisa tercipta dengan merata.
Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintah Presiden Joe Biden resmi membentuk aliansi dengan Inggris di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Boris Johnson dan Australia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Scott Morrison.
Tiga negara menyepakati kemitraan keamanan trilateral baru yang berfokus di kawasan Indo-Pasifik. Melalui AUKUS, AS dan Inggris dalam waktu dekat akan membantu Australia mengembangkan armada kapal selam bertenaga nuklir.
"Kita harus mampu menangani situasi strategis di wilayah ini (Indo-Pasifik) dan bagaimana kondisi tersebut dapat berkembang. Karena masa depan masing-masing negara bahkan dunia bergantung pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ucap Biden
Selain itu aliansi baru ini dikabarkan juga akan memungkinkan ketiga negara lebih mudah dalam bertukar informasi dan keahlian di bidang teknologi. Utamanya seperti terkait kecerdasan buatan, teknologi siber, teknologi kuantum, sistem bawah air hingga kemampuan serangan jarak jauh.
"Inisiatif ini untuk memastikan masing-masing dari kami memiliki kemampuan yang modern, paling baru yang dibutuhkan untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat," kata Joe Biden.
Baca juga: Upaya RI Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Coba Dijegal Tetangga