Menperin Agus Pastikan IKM Penuhi Kebutuhan Bahan Baku BUMN
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, upaya-upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui peningkatan daya saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau Industri Kecil Menengah (IKM), saat ini menjadi prioritas Pemerintah.
Hal itu diutarakannya dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian BUMN, tentang 'Kemitraan Koperasi dan UMKM/IKM dalam Rantai Pasok BUMN'.
"Pemerintah telah menaikkan anggaran penanganan COVID-19 menjadi Rp744,75 triliun, di mana sebesar Rp161,2 triliunnya dialokasikan untuk program dukungan bagi UMKM dan Koperasi," kata Agus dalam telekonferensi, Jumat 3 September 2021.
Agus menekankan, upaya pemulihan ekonomi nasional melalui pemberdayaan dan kerja sama kemitraan dengan UMKM/IKM tersebut, tentunya memerlukan usaha yang sangat keras, progresif, dan agresif. "Serta kolaboratif dari seluruh pemangku kepentingan," ujarnya.
Dalam rangka pemberdayaan industri kecil dan menengah, Agus memastikan bahwa Kementerian Perindustrian juga telah menyelenggarakan berbagai program pembinaan dan pendampingan terhadap IKM, agar mampu meningkatkan daya saingnya.
Baik secara jumlah atau volume, dan juga secara kualitas sehingga diharapkan mereka nantinya akan bisa menjadi bagian dari rantai pasok industri dalam negeri dan juga rantai pasok global. Misalnya, melalui pengembangan ekosistem rantai pasok, seperti program link and match dan kemitraan dengan industri besar termasuk BUMN.
Baca juga: Evaluasi Kenaikan CHT Tahun Ini, Produksi IHT Turun hingga 8%
"Maupun juga melalui ekosistem digital, dengan memasukkan IKM ke dalam platform marketplace dan juga pengadaan barang Pemerintah serta BUMN," kata Agus.
Dia menambahkan, melalui kolaborasi kerja sama kemitraan yang ditandatangani pada hari ini, Kemenperin berharap bisa memberikan manfaat kepada Koperasi dan UMKM atau IKM, serta juga manfaat kepada BUMN.
Di mana, Koperasi, UKM, dan IKM dapat memiliki akses pasar yang lebih luas untuk jangka panjang dalam rantai pasok BUMN. Serta dapat menerima feedback untuk perbaikan-perbaikan kualitas produk, kualitas SDM, sistem manajemen mutu, kemudian akses informasi dan teknologi agar menjadi mitra yang memiliki daya saing tinggi.
"Sementara itu BUMN juga diharapkan bisa mendapatkan jaminan pasokan bahan baku yang sesuai standarnya, serta dapat membantu meningkatkan penggunaan produk dalam negeri pada BUMN," ujarnya.