PLTS Atap Makin Populer Digunakan Industri, Ini Keuntungannya
- Dokumentasi PT BNM.
VIVA – Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mengenjot ekonomi hijau di masa depan. Salah satu energi terbarukan yang ada saat ini adalah energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara mandiri.
Kalangan industri pun semakin merespons positif pemanfaatan energi matahari tersebut. Khususnya PLTS Atap yang kini makin populer digunakan di sektor tersebut.
Selain karena bisa lebih efisien, pelaku industri yang mulai sadar akan pentingnya penggunaan energi yang ramah lingkungan dalam kegiatan operasional perusahaannya.
Contohnya adalah yang dilakukan produsen baja lapis aluminium seng (galvalume), PT Saranacentral Bajatama Tbk (SCB). Perusahaan itu, belum lama ini meresmikan instalasi PLTS Atap di pabriknya yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
Presiden Direktur PT Saranacentral Bajatama Tbk, Handaja Susanto mengungkapkan, sebanyak 2160 panel surya yang terpasang di pabrik tersebut mampu menggantikan penggunaan listrik sebesar 1.065.506 kWh. Dari sisi lingkungan, penggunaan PLTS Atap dapat menekan produksi CO2 sebesar 995.183 kg setiap tahunnya.
“Seperti yang kita ketahui bahwa proses produksi baja memerlukan sumber energi yang besar, sehingga kami perlu terus menerus melakukan efisiensi pemakaian energi," ujar Hanjaja dikutip dari keterangannya Rabu, 12 Agustus 2021.
"Salah satu solusinya adalah menggunakan PLTS Atap sebagai sumber energi alternatif yang lebih murah dibandingkan sumber energi berbahan baku fosil serta mudah dipasang dan dirawat, juga tidak mengganggu kegiatan operasional kami,” tambahnya.
Selain SCB, PT Bina Niaga Multiusaha (BNM) sebagai perusahaan yang bergerak pada produksi dan pengelola stainless steel juga telah melakukan instalasi panel surya di atap pabriknya yang berlokasi di kawasan industri Jababeka, Bekasi.
Direktur PT Bina Niaga Multiusaha Dwi Wahyu Jatmika mengungkapkan, dengan melakukan instalasi PLTS Atap, kegiatan produksi yang dilakukan BNM juga disuplai listrik dari 784 panel surya yang terpasang sehingga mampu menghasilkan energi bersih sebesar 452.417 kWh dan mengurangi emisi karbon sebesar 422.557 kg setiap tahun.
"Kami yakin menggunakan energi matahari melalui pemasangan PLTS Atap merupakan langkah yang tepat bagi pelaku industri,” ungkapnya.
Menurutnya, jumlah karbon tersebut setara dengan penggunaan 117.968 liter bensin. Dan, untuk mengurangi karbon tersebut perlu menanam 5.302 pohon selama 10 tahun.
“Instalasi PLTS Atap ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kami dalam menerapkan kegiatan operasional yang ramah lingkungan, karena ingin mendukung upaya kita bersama dalam mengurangi dampak terhadap perubahan iklim dunia.
Selain biaya pemakaian yang lebih rendah dari biaya energi berbahan baku fosil, tingginya minat pelaku industri terhadap penggunaan PLTS Atap juga didorong oleh teknologinya yang relatif mudah diimplementasikan.
Sementara itu Eka Himawan, Presiden Direktur PT Xurya Daya Indonesia menambahkan, partisipasi industri dalam pemanfaatan PLTS Atap juga akan membantu Pemerintah dalam pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.
“Kami terus mendukung upaya seluruh pelaku industri untuk menggunakan energi baru dan terbarukan dengan menyediakan skema sewa tanpa biaya investasi untuk pemasangan, pengoperasian dan perawatan PLTS Atap,” ungkapnya.