Strategi Kemenperin Cetak SDM Handal Industri Keramik dan Refraktori
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Pandemi COVID-19 yang masih melanda saat ini dijadikan momentum oleh Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Salah satunya industri keramik dan refraktori melalui penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan mengungkapkan, langkah ini diwujudkan dengan meluncurkan Program setara Diploma I (D1) keramik dan refraktori, yang akan dilaksanakan di Politeknik STMI Jakarta.
“Melalui program ini, kami berharap bisa memasok kebutuhan industri keramik dan refraktori terhadap SDM yang terampil. Tentunya sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini,” tutur pada acara penandatanganan MoU Program D1 Keramik dan D1 Refraktori, Selasa, 3 Agustus 2021.
Arus menjabarkan, kedua program tersebut merupakan hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin. Lalu didukung oleh Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO), Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Balai Besar Keramik (BBK), serta Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam.
“Program ini merupakan wujud konkret dari komitmen Kemenperin dalam mengatasi tantangan SDM industri saat ini, antara lain besarnya jumlah pengangguran terbuka, tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja,” tambahnya.
Baca juga: Sewa Ruangan atau Bangunan Buat Usaha Kini Bebas PPN, Begini Skemanya
Arus menambahkan, kedua program tersebut diselenggarakan selama satu tahun oleh Politeknik STMI Jakarta. Dengan, kolaborasi bersama Balai Besar Keramik (BBK) dan berbagai perusahaan terkait yang nanti akan langsung menyerap lulusan pendidikan itu.
“Masing-masing program hanya membuka satu kelas untuk 30 mahasiswa pada setiap kelasnya dan akan dikembangkan menjadi dua kelas untuk masing-masing program pada tahun 2022 mendatang,” imbuhnya.
Beberapa perusahaan yang terlibat dalam kerja sama kedua program ini, antara lain PT Refratech Mandala Perkasa, PT Benteng Api Technik, dan PT Refractorindo Graha Dinamika serta 21 perusahaan keramik yang terhimpun dalam ASAKI.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Iken Retnowulan menjelaskan, tujuan kegiatan penyelenggaraan pendidikan Setara D1 Kerja sama Industri ini adalah untuk membekali calon tenaga kerja dengan keahlian terapan atau keterampilan teknis.
“Lulusan program pendidikan Setara D1 ini nantinya langsung ditempatkan bekerja dalam rangka meningkatkan daya saing industri,” ujar Iken.
Sementara itu, Dirjen IKFT Muhammad Khayam menjelaskan, industri refraktori dinilai sebagai salah satu sektor strategis karena produksinya untuk menopang kebutuhan berbagai manufaktur lainnya. Karena itu harus dipastikan SDM yang dimiliki berkualitas.
“Hasil dari industri refraktori ini umumnya digunakan sebagai pelapis untuk tungku, kiln, insinerator, dan reaktor tahan api pada industri semen, keramik, kaca dan pengecoran logam,” tuturnya.
Terkait industri keramik dia mengatakan, Indonesia saat ini menduduki peringkat kedelapan dunia dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta m2 per tahun, dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 150 ribu orang. Meningkatnya pembangunan di sektor infrastruktur dan properti, seperti real estate, perumahan, apartmen, dan bangunan lainnya, membuat permintaan pasar dalam negeri semakin bertambah.
“Dalam jangka panjang, industri keramik nasional akan sangat prospektif, mengingat konsumsi keramik nasional per kapita masih sekitar 1,4 m2, yang perlu dioptimalkan lagi karena konsumsi ideal dunia telah mencapai lebih dari 3 meter persegi,” sebutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum ASRINDO Basuki menyampaikan, terdapat 30 perusahaan yang sudah tergabung dalam ASRINDO. Upaya peningkatan SDM ini diyakini mampu meningkatkan kinerja industri.
“Kami mengapresiasi inisiasi Kemenperin dalam membangun iklim usaha yang kondusif melalui penyediaan SDM kompeten untuk meningkatkan daya saing industri refraktori,” ujarnya.
Sedangkan, Ketua Umum ASAKI Edy Suyanto mengungkapkan, saat ini ada lima negara tujuan ekspor utama untuk produk keramik nasional, yaitu ke Filipina, Malaysia, Taiwan, Thailand dan Amerika Serikat. Dengan memiliki SDM yang berkualitas, kinerja itu dapat lebih ditingkatkan di masa depan.
“Lonjakan ekspor terjadi dengan tujuan negara Amerika Serikat mencapai 130 persen, Filpina sekitar 60 persen dan Taiwan 40 peersen,” sebut Edy.