Kepala BPJT: Penyebab Utama Jalan Tol Sepi Bukan Pandemi
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menyatakan, sepinya jalan tol bukan disebabkan Pandemi COVID-19.
Kementerian PUPR mencatat selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat 3-20 Juli 2021, lalu lintas turun hingga 40 persen di empat gerbang tol utama tol Tol Trans Jawa.
"Dari data ini sangat terlihat bahwa pandemi ini berkaitan dengan kebijakan pengelolaan mobilitas masyarakat, jadi pelajaran yang bisa kita dapat dari kondisi ini," tuturnya dalam diskusi virtual, Kamis, 29 Juli 2021.
Baca juga: RI Sudah Punya Jalan Tol 2.436 Km, PUPR Bakal Terapkan Sistem Cerdas
Danang menegaskan, pemicu utama dari turunnya lalu lintas di jalan tol saat pandemi ini, lebih disebabkan adanya regulasi yang membatasi aktivitas masyarakat. Sehingga, mereka tidak berpergian.
"Pandeminya sendiri itu bukan jadi penyebab pengurangan jumlah pelaku perjalanan. Tapi regulasinya yang menjadi trigger dari pengurangan jumlah perjalanan," tegas Danang.
Oleh sebab itu, dia menegaskan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri PUPR mengenai kompensasi dan relaksasi terhadap Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selama pandemi COVID-19.
"Karena ini kebijakan pemerintah Pak Menteri PUPR telah menerbitkan peraturan menteri mengenai kompensasi dan relaksasi akibat kebijakan pemerintah selama pandemi ini," ujarnya.
Meski demikian, Danang menegaskan, lalu lintas di jalan tol pada dasarnya akan sangat cepat pulih. Bahkan, pelaku pasar keuangan mengganggap investasi di jalan tol sebagai defensive assets di masa krisis.
"Ini dikenal dengan defensive assets karena dia cepat sekali rebound. Dia mampu bertahan dan ini bisa terbukti pada saat 1998 krisis maupun saat pandemi sekarang ini dia itu cepat sekali rebound," tutur Danang.
Pemulihan traffic ini, ditegaskannya akan cepat pulih asal regulasinya mendukung pergerakan manusia. Namun, dia mengingatkan pemerintah juga tidak membatasi pergerakan untuk transportasi logistik.
"Heavy vehicles, kendaraan-kendaraan logistik itu selama pandemi stabil sekali pada kira-kira angka 10-30 persen tergantung pada ruas-ruas jalan tol di mana cukup banyak dominasi kendaraan-kendaraan berat," ungkapnya.