Pesan Kemnaker ke Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air: Hindari PHK
- Dokumentasi Kemenaker.
VIVA – Dua maskapai penerbangan pelat merah Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia dirundung masalah. Keuangannya berdarah-darah hingga membuat mereka melakukan kebijakan efisiensi besar-besaran, termasuk terhadap karyawannya.
Merespons hal tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan telah memfasilitasi pertemuan manajemen dan serikat pekerja maskapai Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia secara terpisah di kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis kemarin.
Pertemuan tersebut terkait nasib pekerja dua maskapai penerbangan itu, lantaran kondisi perusahaan mengalami penurunan jumlah penumpang penerbangan. Ada 2 opsi yang dibahas yaitu resign dan pensiun dini.
Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan, dalam pertemuan tersebut, pihaknya mendorong manajemen Garuda dan Sriwijaya Air agar melakukan berbagai upaya terbaik terkait hal ini. Khususnya, meminimalkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Baca juga: Setahun Berizin OJK, Fintech Ini Sudah Salurkan Kredit Rp7,5 Triliun
"Kami mendorong agar dua maskapai tersebut berupaya semaksimal mungkin menghindari terjadinya PHK. Bangun dialog bipartit untuk mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak," kata Anwar Sanusi di Jakarta, Jumat, 28 Mei 2021.
Namun dia menegaskan, apabila perundingan menemui jalan buntu dan jalan terakhirnya adalah PHK, pelaksanaannya harus memperhatikan dua hal. Yakni proses PHK secara benar dan hak-hak pekerja harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Kedua, lanjut Anwar, baik Garuda dan Sriwijaya Air harus memikirkan nasib dan masa depan para pekerja yang ter-PHK. "Jika PHK menjadi jalan terakhir, hak-hak pekerja wajib dipenuhi oleh manajemen perusahaan. Kita harus pastikan hal tersebut berjalan dengan baik," katanya.
Terkait dengan masa depan pekerja dua maskapai itu jika kena PHK, Anwar mengatakan, Kemnaker secara terbuka menawarkan kepada serikat pekerja untuk mengikuti triple skilling di Balai Latihan Kerja. Yakni skilling, up-skilling, re-skilling pelatihan kerja di BLK.
Lebih lanjut menurutnya, ketiga hal tersebut diyakini akan menjadi opsi bagi para pekerja yang terkena PHK agar dapat kembali bekerja atau berwirausaha.
Program pelatihan skilling merupakan pelatihan yang diperuntukkan bagi angkatan kerja yang ingin mendapatkan keahlian. Up-skilling, pelatihan pekerja yang ingin meningkatkan keahlian, sedangkan re-skilling berguna untuk pekerja yang ingin mendapatkan keterampilan baru.
"Triple skilling ini, memastikan agar komptensi, keahlian kerja serta daya saing pekerja Indonesia ini menjadi lebih baik. Penerapannya dalam bentuk pelatihan-pelatihan kerja di BLK," tutupnya.