Harga Properti Residensial Tumbuh Melambat, Penjualan Meroket

Ilustrasi proyek perumahan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

VIVA – Bank Indonesia mengumumkan, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada Kuartal I-2021 menunjukkan adanya tren perlambatan. Tergambar dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Kuartal I-2021 yang menurun.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, IHPR pada periode tersebut tercatat hanya tumbuh sebesar 1,35 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibanding kuartal IV-2020 sebesar 1,43 persen.

Perlambatan IHPR ini terjadi pada rumah tipe kecil dan tipe menengah yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 1,78 persen dan 1,46 persen. Melambat dari 1,87 persen dan 1,61 persen pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan wilayahnya, perlambatan pertumbuhan indeks harga properti residensial ini terjadi utamanya di Kota Makassar dan Surabaya yang masing-masing hanya tercatat tumbuh 1,53 persen dan 1,38 persen.

"Dari sisi harga, hasil survei mengindikasikan harga properti residensial tumbuh terbatas pada kuartal  I 2021," kata dia dikutip dari siaran pers, Rabu, 27 Mei 2021.

Baca juga: Jokowi: Saya Tidak Akan Toleransi Penyelewengan Anggaran

Dari hasil survei tersebut, Erwin juga memperkirakan harga properti residensial primer masih akan tumbuh terbatas pada kuartal II-2021 sebesar 1,10 persen secara tahunan lebih rendah dari kuartal I-2021 dan kuartal II-2020

"Harga properti residensial primer diprakirakan masih tumbuh terbatas pada kuartal II-2021 sebesar 1,10 persen (yoy)," ungkap Erwin.

Di sisi lain, dia melanjutkan, SHPR juga menunjukkan bahwa penjualan properti residensial meningkat pada kuartal I-2021. Tercermin dari penjualan properti residensial yang tumbuh 13,95 persen.

Angka ini meningkat pesat bila dibandingkan dengan capaian pada kuartal sebelumnya yang malah terkontraksi atau minus sebesar 20,59 persen secara tahunan. Bahkan, peningkatan penjualan tercatat untuk semua jenis tipe rumah.

"Di dorong oleh kenaikan volume penjualan seluruh tipe rumah, tertinggi pada tipe menengah yang tercatat tumbuh 25,86 persen, meningkat dari -24,13 persen pada kuartal IV-2021," paparnya.

Meskipun mengalami pertumbuhan positif, Erwin mengatakan, responden menginformasikan masih adanya beberapa faktor berisiko yang menjadikan pertumbuhan penjualan properti residensial lebih terbatas.

Risiko tersebut antara lain kenaikan harga bahan bangunan, masalah perizinan atau birokrasi, suku bunga KPR, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR hingga perpajakan.