Harga CPO Naik hingga Vaksinasi, Saraswanti Pede Kinerja 2021 Kinclong

Pabrik pupuk Saraswanti.
Sumber :
  • Dokumentasi Saraswanti.

VIVA – Produsen pupuk nonsubsidi, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk mengaku mampu tetap menggenjot pertumbuhan bisnis di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Kinerja emiten pasar modal Indonesia itu pun optimis akan terus meningkat tahun ini.

Direktur Utama PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk Yahya Taufik mengungkapkan, optimisme tersebut tak luput dari harapan mulusnya upaya vaksinasi COVID-19 yang dilakukan Pemerintah.

“Walau di tengah pandemi COVID-19, kami masih mampu meningkatkan pendapatan. Bahkan, kami tidak melakukan pemutusan hubungan kerja,” ujar , dalam siaran pers, Senin, 10 Mei 2021.

Sepanjang Januari-Maret 2021, emiten berkode saham SAMF itu mengantongi pendapatan mencapai Rp296,72 miliar. Nilai itu tumbuh 14,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp260,22 miliar. 

“Perseroan optimistis pendapatan akan meningkat pada semester kedua tahun ini,” katanya.

Baca juga: Kelola THR Kala Pandemi, Pas untuk Tabungan hingga Investasi

Selain vaksinasi, optimisme itu ujar Yahya, juga seiring dengan membaiknya permintaan terhadap hasil perkebunan sawit. Membaiknya harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) praktis meningkatkan aktivitas di perkebunan sawit.

“Itu mendorong permintaan pupuk NPK juga meningkat. Ujungnya, penjualan pupuk kami pun ikut terdongkrak,” terangnya.

Selain itu, Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) telah memperkirakan harga CPO akan berkisar US$850-900 per ton pada 2021. Harga itu terus membaik dibandingkan sebelumnya.

“Di catatan kami posisi harga ada di angka Rp11 ribu per kilogram. Karena itu, gairah petani untuk pemupukan menjadi tinggi sehingga ini tentu saja membuat kami optimistis pada 2021,” ujar Yahya.

Sementara itu, pada 2020, Saraswanti menggenjot belanja modal (capital expenditure/capex) untuk peningkatan kapasitas pabrik di medan 2. Sebesar, 80.000 ton per tahun dan pabrik di Sampit sebesar 80.000 ton per tahun. Modal itu berasal dari initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Peningkatan kapasitas itu menambah optimisme perseroan untuk meningkatkan penjualan pada tahun 2021,” tutur Yahya.

Terkait kinerja keuangan, Saraswanti pada 2020, membagikan dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp52,78 miliar. Di mana pada 2019 laba bersih Saraswanti tercatat sebesar Rp86,83 miliar.

Laba bersih Saraswanti pada 2020 tercatat melonjak 36 persen dibandingkan 2019, yakni menjadi Rp118 miliar. Hal itu seiring dengan penjualan yang bertumbuh 10 persen dari Rp1,28 triliun menjadi Rp1,40 triliun pada 2020.