KSSK Pastikan Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I-2021 Terjaga
- (ANTARA/HO-Humas Kemenkeu/pri.)
VIVA – Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, stabilitas sistem keuangan nasional kuartal I-2021 dalam kondisi normal, Pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus berjalan.
Hal tersebut lanjut Sri terlihat dengan terus berjalannya program vaksinasi. Langkah itu sejalan dengan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia saat ini.
"Hingga Maret 2021, sejumlah indikator dini ekonomi menunjukkan arah perbaikan," ujar Sri dalam konferensi pers secara virtual, usai rapat KSSK, Senin, 3 Mei 2021.
Sri Mulyani menuturkan, data PMI yang telah berada pada zona ekspansi terus melanjutkan tren penguatan. Sementara kinerja ekspor terus membaik, inflasi terkendali pada level yang relatif rendah, sedangkan cadangan devisa mencapai US$137,1 miliar atau setara dengan 10,1 bulan impor.
Baca juga: Erick Thohir Geser Dirut Askrindo Jadi Direksi Pertamina
"Progres vaksinasi juga berjalan cukup baik, dengan jumlah dosis vaksin yang diberikan mencapai 20 juta per 30 April 2021," tambahnya.
Lebih lanjut menurut Sri Mulyani, penguatan kinerja ekonomi domestik ditopang oleh berlanjutnya kebijakan fiskal countercyclical dalam APBN 2021. Defisit APBN 2021 pun direncanakan pada level 5,70% PDB.
Kemudian, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berlanjut di tahun 2021 dengan anggaran yang lebih besar mencapai Rp699,43 triliun. Dengan penyempurnaan desain implementasi sejumlah program agar berjalan lebih cepat dan efektif dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi.
"Fokus utama tentu saja tetap pada penanganan kesehatan, termasuk untuk mendukung program vaksinasi," tambahnya.
Selain itu, penguatan reformasi struktural juga dilakukan untuk mendorong pertumbuhan potensial jangka panjang yang berkelanjutan dan berdaya tahan. Peran sentral APBN dalam mendorong pemulihan ekonomi tercermin dari kinerja APBN 2021.
Sri menjabarkan hingga kuartal I-2021, realisasi APBN tercatat tumbuh 15,61 persen (yoy). Terutama didorong oleh kenaikan belanja barang untuk pelaksanaan vaksinasi dan bantuan pelaku usaha, belanja modal untuk infrastruktur dasar dan infrastruktur konektivitas, serta bantuan sosial dalam rangka program PEN.
"Kinerja pendapatan negara tetap terjaga, tumbuh positif 0,64 persen (yoy). Defisit APBN tercatat sebesar Rp144,2 triliun atau 0,82 persen terhadap PDB," ungkapnya.