Cerita Anindya Bakrie Ditunjuk 2 Presiden Jadi Ketua ABAC
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Kiprah Calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie di kalangan dunia bisnis internasional tidak diragukan lagi. Bahkan, dia ditunjuk dua presiden menjadi Ketua APEC Business Advisory Council (ABAC).
Dikutip Senin 26 April 2021, berdasarkan catatan VIVA, Pada 31 Desember 2009, Anin sapaan Anindya, diketahui ditunjuk sebagai Ketua ABAC oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Nomor 130/M Tahun 2009. Saat itu, dia kemudian dipercaya menjadi Ketua Bersama untuk Kelompok Kerja Pengembangan Infrastruktur.
Kepercayaan pemimpin tertinggi negara ini dilanjutkan pada masa Presiden Joko Widodo. Jokowi mempercayai Anin sebagai Ketua ABAC melalui Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2018. Dia kemudian dijadikan Co-Chair untuk Digital & Innovation Working Group.
Pada saat Presiden Jokowi menghadiri APEC CEO Summit 2018 di Port Moresby, Papua Nugini, Anin dipercaya untuk mendampinginya dalam forum tersebut. Saat itu Jokowi menekankan pentingnya perkembangan ekonomi digital di masa depan tanpa mengesampingkan inklusifitas masyarakat.
Baca juga: Dukung Anindya Bakrie Jadi Ketum, Kadin Lampung: Penantian Sekian Lama
Melalui forum internasional ini, Anin juga memperjuangkan ekonomi inklusif dan pemberdayaan wanita di samping mendorong penciptaan iklim perdagangan yang kondusif di antar negara. Hal ini dia jadikan agenda pembahasan saat menggelar Pertemuan APEC Business Advisory Council (ABAC) II 2019 di Jakarta.
Dia mengatakan, ekonomi inklusif dan pemberdayaan wanita atau women empowerment penting untuk ditelaah lebih dalam melalui forum ABAC. Agar pelaku usaha mikro kecil dan menengah serta wirausaha bisa lebih berkontribusi dalam perekonomian global.
"Jadi Indonesia bisa dilihat sebagai penyeimbang daripada isu-isu yang kita lihat di perdagangan dan diinvestasi," kata dia kala itu.
Selain itu, pemberdayaan perempuan ditekankannya juga mendongkrak perekonomian dunia hingga US$12 triliun atau setara dengan nilai perekonomian sejumlah negara maju yang digabungkan. Negara-negara itu disebutkannya seperti Jepang, Jerman, dan Inggris.
"Maka dari itu kita juga harus memikirkan untuk terciptanya ekualitas. Karena bagaimana pun juga, 50 persen penduduk dunia kurang lebih adalah perempuan," ucap dia.
Melalui forum internasional ini juga, Anin mendorong Indonesia supaya lebih bisa menjadi rantai pasok global. Apalagi dengan adanya kebijakan integrasi ekonomi regional melalui Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP) di dalam APEC.
"Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk bisa berkontribusi lebih besar dalam global supply chain (rantai pasok global)," kata Anin.
Dengan pengalamannya yang telah lama berkecimpung di forum internasional tersebut, Anin bahkan dipercaya oleh para Ketua Kadin Provinsi atau daerah untuk menjadi Ketum Kadin karena memiliki jaringan yang kuat dengan pemerintah dan dunia internasional.
Ketua Kadin Jawa Barat, Cucu Sutara misalnya yang menilai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Pemberdayaan ini memiliki integritas dan jaringan yang kuat dengan pengalaman-pengalamannya tersebut dalam berorganisasi.
Karena itu, dia memastikan tetap solid mendukung Anindya Bakrie sebagai kandidat Ketum Kadin Indonesia karena pentingnya integritas dan jaringan dari seorang pemimpin. Deklarasi pun sudah dilaksanakan pada 9 Maret 2021 lalu di Bandung.
"Harus punya integritas, harus punya jaringan yang kuat, baik dengan pemerintah dengan stakeholder yang lain dan dengan dunia luar," tuturnya.
Menurut Cucu, dengan jaringan yang luas dan kuat, maka Ketua Kadin akan mampu mengembangkan, membina dan memberdayakan Kadin di daerah baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
"Saya lihat hal (kriteria) ini ada di Mas Anindya Bakrie. Dia punya pengalaman 15 tahun lebih di Kadin. Waktu dia, pikiran dia dan tenaga dia sudah dibuktikan, beliau mengabdi kepada Kadin," ungkap Cucu.