Pertamina Pastikan Jalur Distrubisi BBM ke Adonara NTT Sudah Normal
- VIVA/ Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Pertamina melalui Marketing Region Jatimbalinus memastikan, telah memulihkan jalur distribusi energi di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), usai sepekan lebih bencana banjir bandang dan cuaca ekstrem menerjang wilayah tersebut.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Deden Idhani menjelaskan, pada hari pertama pascabencana akses jalan yang menuju SPBU No. 56.862.02 di Pulau Adonara, telah terdampak banjir bandang dan tidak dapat dilewati.
"Pertamina menyiagakan alternatif layanan sementara secara manual di dekat pelabuhan, dengan tujuan agar kebutuhan BBM masyarakat masih dapat terpenuhi sambil menunggu akses jalan menuju SPBU kembali dapat dilalui," kata Deden dalam keterangan tertulisnya, Kamis 15 April 2021.
Baca juga: Pencarian Korban Banjir Bandang di Adonara NTT Diperpanjang
Deden menambahkan, sejak Rabu 7 April 2021, SPBU di Adonara sudah dapat beroperasi melayani masyarakat untuk jenis produk BBM pertamax, biosolar, dan dexlite.
Sementara untuk pelayanan produk premium tetap dilakukan secara manual hingga Senin 12 April 2021, saat pembersihan tangki penyimpanan produk premium yang terkontaminasi air akibat banjir telah selesai.
Jumlah BBM yang dikirimkan Pertamina ke SPBU di Adonara semenjak bencana terjadi dilakukan dalam jumlah yang cukup. Bahkan menurutnya, lebih dari kebutuhan rata-rata masyarakat. Yaitu sebanyak 18 Kilo Liter (KL) dalam satu hari, untuk semua jenis produk yang tersedia di SPBU tersebut seperti misalnya premium, pertamax, bioSolar, dan dexlite.
Karena itu, Deden menegaskan bahwa jalur distribusi BBM menuju Pulau Adonara saat ini sudah kembali normal, seperti sebelum terjadi bencana banjir bandang beberapa waktu lalu.
"Hasil pantauan tim kami di lapangan saat ini, di SPBU 56.862.02 Pulau Adonara tidak terdapat antrian yang panjang. Ini menandakan bahwa BBM tersedia cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat pasca bencana banjir bandang beberapa waktu lalu," ujar Deden.
Dia menambahkan, adanya kemungkinan peran spekulan pengecer BBM dalam memanfaatkan kesempatan untuk mempermainkan harga pada saat terjadi bencana, perlu menjadi perhatian berbagai pihak. Karena pada saat ini, yang harus diutamakan adalah bagaimana upaya untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat yang terdampak bencana tersebut.
"Pertamina bersama dengan pemda setempat dan juga aparat penegak hukum telah berkoordinasi terkait penertiban pengecer BBM yang juga berperan sebagai spekulan dalam menaikkan harga lebih tinggi dan tidak wajar di masa pemulihan bencana," ujarnya.