Menko Luhut: Tiga Kunci Pemulihan Ekonomi Jangka Pendek di Bali

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenko Marves.

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa perekonomian di Bali merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat terdampak signifikan karena pandemi COVID-19, dengan pertumbuhan mencapai minus 0,3 persen pada 2020 lalu.

Dia memastikan, anjloknya perekonomian di Bali hingga mengalami kontraksi mencapai minus 0,3 persen itu, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada perekonomian nasional.

"Hal ini disebabkan oleh ketergantungan perekonomian Bali yang sangat besar terhadap sektor pariwisata, sebagai salah satu sektor yang paling terdampak oleh adanya pandemi COVID-19," kata Luhut dalam telekonferensi di acara 'Bali Economic and Investment Forum 2021', Kamis 8 April 2021.

Karena itu, Luhut menjelaskan bahwa sebenarnya ada tiga kunci pemulihan ekonomi di Bali, yang bisa dilakukan dalam jangka pendek ini. Yang pertama, adalah pengendalian kasus COVID-19 yang diharapkan akan semakin baik ke depannya.

"Dan itu tidak hanya di Bali, tetapi juga secara nasional dengan (penanganan) kasus COVID-19 yang semakin membaik," ujarnya.

Luhut berharap, dengan hal tersebut maka koordinasi penanganan COVID-19 di tataran domestik juga akan semakin meningkat, sehingga aktivitas ekonomi secara bertahap bisa kembali berjalan normal.

Kemudian kunci yang kedua adalah proses percepatan vaksinasi COVID-19 di Bali, sehingga herd immunity bisa segera tercipta. Dia bahkan mengaku bahwa secara khusus pihaknya sudah meminta kepada Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, untuk melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 di Bali.

"Namun akibat adanya blokade dari beberapa negara produsen vaksin, mengakibatkan keterlambatan dua bulan dari rencana awal," kata Luhut.

Dan kunci ketiga, lanjut Luhut, adalah perlunya penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat, terutama untuk para wisatawan mancanegara. Hal itu menurut Luhut tentunya juga harus disepakati dengan para pemerintah, dari negara asal para wisatawan tersebut.

"Kami memang sedang menjajaki negosiasi dengan beberapa negara untuk membuka travel bubble wisatawan mancanegara dengan Bali," ujarnya.