BI Ungkap Perbaikan Ekonomi Global Belum Merata
- VivaNews/ Nur Farida
VIVA – Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Riza Tyas menjelaskan bahwa saat ini perekonomian global sudah mulai mengalami perbaikan saat ini. Pemulihan itu di pimpin antara lain oleh Amerika Serikat, Tiongkok, dan India.
Namun, Riza menambahkan, perbaikan ekonomi global itu masih belum merat. Di mana pada beberapa negara maju di kawasan Eropa, proses perbaikan ekonomi mereka masih belum secepat AS.
"Sementara emerging market masih lebih bertahap perbaikannya dibanding negara maju," kata Riza dalam telekonferensi, Kamis 25 Maret 2021.
Baca juga: Ekspor Benur Bikin Kaya Negara Lain, Menteri Trenggono: Saya Lawan!
Meski demikian, Riza menilai bahwa perbaikan ekonomi global itu telah membawa dampak positif, berupa membaiknya volume perdagangan. Harga sejumlah komoditas pun telah meningkat, seperti misalnya harga minyak yang sejak Desember 2020 lalu telah naik pesat hingga di kisaran US$60 per barel dari sebelumnya US$40-an per barel.
Sementara di pasar keuangan, perbaikan perekonomian global yang terjadi secara tidak merata itu, telah menyebabkan naiknya ketidakpastian secara global.
"Januari (2021) akhir kita alami data AS, perbaikan lebih kuat dibanding perkiraan semula. Maka pasar merespons sensitif, ditandai kenaikan yield obligasi AS dan dolar AS menguat, mengakibatkan pelemahan mata uang di negara berkembang. Itu masuk jalur perdagangan dan keuangan," ujar Riza.
Di sisi lain, Riza menjelaskan, perbaikan secara bertahap pada ekspor Indonesia terjadi seiring adanya pemulihan pada permintaan domestik. Sehingga, kenaikan ini pun turut menyebabkan neraca perdagangan bergerak positif.
"Kita masih berjuang menghadapi COVID-19 dari vaksin. Di sini PPKM diperpanjang lagi, second wave, intinya COVID-19 belum selesai. Tapi secara bertahap penanganan (vaksinasi) berjalan, sehingga membantu meningkatkan kepercayaan dan mobilitas yang berpengaruh positif pada ekonomi domestik," kata Riza.
"Untuk menjaga semua hal itu, ada satu kondisi yang harus dipenuhi, yakni penanganan COVID-19, koordinasi pemerintah dan BI yang diperkuat, dan penguatan stimulus," ujarnya.