Kontainer Langka di Pelabuhan, Ekspor RI Terhambat
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA – Pemerintah menyatakan, kinerja ekspor Indonesia pada masa Pandemi COVID-19 belum optimal. Penyebabnya, terjadinya kelangkaan kontainer di pelabuhan.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, fenomena langkanya kontainer ini terjadi di tengah siap ekspornya produk RI.
"Beberapa bulan kemarin kita mengalami shortage kontainer. Ekspor barang sudah siap, market ada, kontainer enggak ada," kata dia Selasa, 9 Maret 2021.
Baca juga: Bupati Lebak Iti Jayabaya Ancam Santet, Moeldoko Cs: Itu Pidana
Susiwijono mengaku, pemerintah telah terlibat langsung untuk mengupayakan mencari stok kontainer tersebut. Namun, realisasinya memang tidak ada di pusat-pusat angkutan.
"Kontainernya yang enggak ada. Kemudian kita usahakan cari kontainer tapi memang slotnya di pengangkut tidak tersedia," tutur Susiwijono.
Sulitnya mendapat kontainer tersebut juga diamini Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Bahkan, dia sempat mengatakan bahwa harga sewa kontainer juga mengalami kenaikan.
"Satu kontainer dari Indonesia ke AS US$2.700 dolar, hari ini mungkin harganya lebih dari US$6.000. Ini menyebabkan barang itu harganya kurang masuk akal," ucap dia.
Kondisi ini, menurutnya tidak terlepas dari sedikit beroperasinya kapal-kapal kontainer di AS. Di Los Angeles saja, kata Lutfi, kapal kontainer yang biasanya beroperasi 200 menjadi hanya 4 kapal pada 2020.
Meski begitu, dia meyakini, pada pertengahan tahun ini penyebaran kapal-kapal kontainer akan mulai kembali pulih. Penyebabnya, pemulihan aktivitas ekonomi dari dampak COVID-19 sudah mulai meningkat.
"Tapi hari ini seperti minum obat, kita harus minum obat tersebut dengan bayar lebih tinggi, tapi pun namanya ketika dibutuhkan barangnya ada juga," tuturnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan data ekspor Indonesia terakhir, yakni pada Januari 2021 sebesar US$15,30 miliar.
Total nilai ekspor ini tercatat turun 7,48 persen dibanding bulan sebelumnya atau month to month. Sedangkan dibanding tahun sebelumnya atau year on year naik 12,24 persen.