Insentif Pajak Mobil dan Rumah Bisa Dorong Ekonomi Tumbuh 1%
- Istimewa
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, insentif fiskal yang diberikan pemerintah untuk pembelian mobil dan rumah baru bisa memberi daya dorong pertumbuhan ekonomi pada 2021.
Dia mengatakan, dengan dua relaksasi pajak yang akan ditanggung pemerintah dari kedua sektor ini, bisa memberikan daya dorong bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 sebesar 0,9 persen sampai 1 persen.
"Dengan kembalinya kedua sektor ini capai kapasitas penjualan yang cukup baik dan mendorong daya beli masyarakat secara langsung tentu kita melihat ini bisa menambah pertumbuhan 0,9-1 persen dengan multiplier effect," tutur dia, Senin, 1 Maret 2021.
Baca juga: Kabar Gembira, Beli Rumah Bebas PPN untuk Harga Sampai Rp2 M
Pertumbuhan ini ditekankannya akan mendorong gerak industri yang tercakup dalam dua sektor tersebut. Menurutnya, dua sektor ini sengaja didorong awal tahun ini karena memiliki efek pengganda yang panjang terhadap sektor turunannya.
Akan tetapi, Airlangga mengakui, tambahan daya dorong bagi pertumbuhan ekonomi ini tidak akan terealisasi tanpa adanya kepercayaan masyarakat untuk melakukan konsumsi dan pelaku usaha untuk terus melakukan ekspansi bisnis.
Selain itu, insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terhadap mobil dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap rumah baru ini tidak akan banyak berdampak ke ekonomi tanpa baiknya penananganan COVID-19.
"Tentu ini tidak bisa lepas dari confidance masyarakat sehingga tentu confidance masyarakat dengan penangan COVID dan vaksinasi jadi kunci. Jadi ini ada tambahan confidance selain insentif PPnBM dan PPN ditanggung pemerintah," ucapnya.
Dengan demikian, Airlangga menyatakan, baiknya penanganan COVID-19 dan adanya vaksinasi pada tahun ini bisa memulihkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 4,5-5,5 persen. Pertumbuhan ini cukup optimistis dari 2020 sebesar 2,07 persen.
"Kita harap ini berjalan beriringan pemerintah tentu proyeksi pertumbuhan ekonomi dijaga tahun ini antara 4,5-5,5 persen atau 5 persen. Jadi ini dalam rangka kita menuju pemulihan," ungkap Airlangga.