Di Pertemuan G20, Sri Mulyani Bicara Butuh Dukungan Pulihkan Ekonomi
- instagram @smindrawati
VIVA – Pemerintah menyatakan butuh dukungan untuk bisa melaksanakan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19. Terutama akibat terbatasnya penerimaan negara di tengah besarnya belanja negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hal ini saat menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang pertama di bawah Presidensi Italia.
"Ekonomi dunia termasuk Indonesia masih membutuhkan dukungan untuk pemulihan. Di tahun 2021, Indonesia masih mengalokasikan belanja negara yang cukup besar untuk penanganan COVID-19," kata dia melalui siaran pers, Minggu, 28 Februari 2021.
Dalam pertemuan ini dibahas dua agenda, yaitu Ekonomi Global dan Aksi Kebijakan untuk Pemulihan Transformatif dan Berkeadilan serta Isu-Isu Sektor Keuangan.
Sri menekankan, meski adanya keterbatasan dari pendapatan negara saat ini, pemerintah telah melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan belanja yang besar.
"Di tengah kebutuhan belanja negara yang masih besar dan penerimaan negara yang terbatas, Indonesia secara perlahan juga akan berupaya melepaskan ketergantungan ekonomi pada dukungan fiskal dan moneter dengan melakukan berbagai reformasi untuk memperkuat ekonomi ke depan,” tuturnya.
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 sendiri menggarisbawahi pentingnya pemulihan ekonomi yang kuat dan merata.
Mereka menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global melalui pendekatan multilateralisme yang lebih kuat.
Selain itu, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 menegaskan kembali komitmennya dalam membantu negara-negara miskin yang menghadapi peningkatan beban utang akibat pandemi.
Bantuan ini dalam bentuk restrukturisasi utang melalui kerangka Debt Service Suspension Initiative (DSSI) dan G20 Common Framework on Debt Treatment.
G20 juga akan melakukan eksplorasi formulasi a Special Drawing Rights (SDRs) General Allocation dalam rangka mendukung pembiayaan global jangka panjang, dan kebutuhan devisa bagi negara-negara yang paling membutuhkan.
“Kami berharap forum multilateral dapat terus mendukung upaya pemulihan global. Kami akan menggunakan instrumen fiskal dan terus bekerja sama dengan otoritas moneter untuk memastikan pemulihan yang lebih baik, kuat dan berkelanjutan,” ungkap Sri.