IHSG Melemah, Cermati Rekomendasi Saham Akhir Pekan

Ilustrasi IHSG.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah di level 6.211 pada pembukaan perdagangan Jumat, 26 Februari 2021. Posisi itu turun 78 poin atau 1,24 persen dibanding penutupan perdagangan Kamis 25 Februari 2021 di level 6.289.

Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, memprediksi bahwa IHSG akan bergerak terkonsolidasi pada perdagangan hari ini.

"Setelah sebelumnya saham-saham pada sektor infrastruktur, pertambangan, dan industri dasar, naik signifikan," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Jumat 26 Februari 2021.

Baca juga: Belasan Mobil yang Diborong Warga Tuban Rusak, Ini Sebabnya

Lanjar menjelaskan, kenaikan signifikan itu mengiringi optimisme pertumbuhan ekonomi global yang lebih cepat, karena beberapa performa kinerja emiten cukup memuaskan. Apalagi, emiten batu bara rebound lebih dari tiga persen, dan memberikan katalis positif untuk saham-saham di sektor pertambangan pada pergerakan hari ini.

Secara global, penelitian di Israel dan Eropa menunjukkan bahwa vaksin Pfizer Inc. dan BioNTech sangat efektif melawan virus, sehingga menambah optimisme investor. Selanjutnya, pada perdagangan di akhir pekan ini para investor masih terdorong janji The Fed, untuk stimulus dan harga komoditas.

"Sehingga diperkirakan IHSG bergerak terkonsolidasi di akhir sesi perdagangan, dengan kembali menguji resistance dengan support resistance 6.207-6.312.

Lanjar juga memberikan rekomendasi saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini, di antaranya yakni ADRO, BRPT, HRUM, LPCK, MNCN, SMGR, TPIA.

Sementara secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji, menjelaskan bahwa berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance berada pada level 6.256 hingga 6.351.

Berdasarkan indikator, MACD, Stochastic, dan RSI, masih menunjukkan sinyal positif.

"Terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat," ujarnya.

Baca juga: Hubungan Dagang Indonesia dan Uni Eropa Semakin Panas

Baca juga: Target Mendag Lutfi: RI Ekspor 10 Persen Kebutuhan Mobil di Australia