Pendapatan Indosat Naik Tapi Rugi Rp716 Miliar, Ini Penjelasannya
- Dok. Indosat Ooredoo
VIVA – PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo melaporkan capaian kinerja usaha tahunan per 31 Desember 2020. President Director and CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama menjelaskan bahwa total pendapatan Indosat di tahun 2020 tumbuh 6,9 persen secara year-on-year (YoY) atau tahunan menjadi Rp27,9 triliun.
Pendapatan seluler tumbuh sebesar 11,6 persen (YoY) menjadi Rp23,1 triliun. Sedangkan, EBITDA tumbuh 16 persen (YoY) mencapai Rp11,4 triliun. Ahmad mengatakan, Indosat terus menjalankan strategi perusahaan serta mampu menjaga momentum pertumbuhan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan pandemi COVID-19 dan kompetisi harga dari operator lain.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang tiada henti dari para pelanggan setia kami, yang telah memotivasi kami untuk terus berinvestasi dalam pengembangan jaringan 4G," ujar Ahmad, Jumat 19 Februari 2021.
Sementara itu, menurut keterangan resmi perusahaan, Indosat sejatinya mencatatkan kerugian mencapai Rp716,7 miliar di tahun 2020. Hal itu berbalik arah dengan capaian yang berhasil diraih ISAT pada tahun 2019 lalu, dengan perolehan laba hingga mencapai Rp1,57 triliun.
Ternyata, kondisi ini terjadi karena jumlah beban perusahaan tercatat mengalami kenaikan dari Rp21 triliun di tahun 2019 menjadi Rp25,5 triliun di 2020. Beban terberatnya berasal dari beban penyelenggara jasa Rp12,16 triliun, beban penyusutan dan amortisasi Rp10 triliun, serta beban karyawan Rp2,5 triliun.
Selain itu ada beban lain-lain yang mencapai Rp2,99 triliun, sedangkan laba operasi hanya Rp2,39 triliun.
"Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan dalam berbagai aspek COVID-19 dan tekanan dari operator lain. Namun di samping semua tantangan tersebut Indosat Ooredoo tetap berhasil menjaga momentum pertumbuhannya dan mencapai hasil finansial yang sangat baik," begitu keterangan resmi perusahaan.
Diketahui, pada tahun 2020 total pendapatan Indosat tumbuh 6,9 persen menjadi Rp27,9 triliun, dari capaian di tahun 2019 yang hanya sebesar Rp26,1 triliun. Hal tersebut didorong adanya pendapatan selular yang tumbuh 11,6 persen menjadi Rp23,08 triliun, dan EBITDA yang tumbuh 16,0 persen secara year-on-year (YoY) mencapai Rp11,4 triliun.
Pelanggan selular tercatat sebesar 60,3 juta pada akhir tahun 2020, atau tumbuh sebesar 1,7 persen secara year-on-year. Average Revenue per User (ARPU) meningkat menjadi Rp31,9 ribu, dari sebelumnya sebesar Rp27,9 ribu pada tahun 2019. Hal tersebut didorong oleh peningkatan trafik data yang meningkat secara signifikan sebesar 52,8 persen secara year-on-year.
Selain itu, Indosat Ooredoo juga berhasil membukukan kinerja operasional yang kuat dengan meningkatkan pengalaman video sebanyak 55,8 persen YoY, serta meningkatkan kecepatan 4G hingga dua kali lipat. Peningkatan secara signifikan diakui Ahmad juga terjadi pada aspek kecepatan unggah, yang mencapai sebanyak 88,4 persen YoY.
Selama tahun 2020, Ahmad mengatakan bahwa Indosat Ooredoo juga telah berhasil menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan digital global. Misalnya seperti Facebook, Google, Cisco, dan Ericsson, untuk menghadirkan teknologi terkini yang dapat mempercepat digitalisasi pengalaman pelanggan serta meningkatkan jaringan internet di Indonesia.