Kabar Baik, Hunian Tetap untuk Korban Gempa Palu Sudah Bisa Ditempati
- Dokumentasi Kementerian PUPR.
VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan, hunian tetap yang dibangun untuk korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu Sulawesi Tengah, sudah bisa mulai ditempati.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II Suko Wiyono menyatakan, proses penghunian Huntap tersebut, dibagi menjadi beberapa tahapan. Sebagian rumah sudah selesai dan diharapkan masyarakat bisa menempati rumah tersebut dengan aman dan nyaman.
"Kami telah mulai proses penghunian Huntap yang telah selesai dibangun," kata Suko Wiyono dikutip dari keterangannya, Selasa 16 Februari 2021.
Baca juga: Sri Mulyani Tambah Dana PEN Redam Ledakan Kemiskinan
Suko menjabarkan, tahap pertama pihaknya akan meminta sebanyak 108 warga terdampak bencana untuk menempati Huntap itu. Khususnya yang dibangun di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga. Diharapkan hingga akhir Februari 2021 ini seluruh unit Huntap bisa segera dihuni.
Lebih lanjut, Suko menerangkan, Kementerian PUPR membangun sebanyak 230 unit hunian tetap untuk masyarakat yang terdampak bencana alam di Palu. Huntap dibangun di atas lahan seluas 36 hektare dan saat ini sudah masuk proses akhir penyelesaian bangunan.
Kementerian PUPR juga melengkapi kompleks perumahan tersebut dengan fasilitas umum. Seperti penerangan jalan dan meteran listrik dengan daya 1.300 watt di setiap unit.
Kemudian ada pula, instalasi air bersih, instalasi pembuangan air limbah, ruang terbuka hijau, jalan utama dan jalan lingkungan, termasuk tempat pembuangan sampah terpadu.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, sebanyak 630 unit Huntap telah selesai dibangun Kementerian PUPR selama 2020. Melalui, bantuan loan dari National Slum Upgrading Program - Contingency Emergency Response Component (NSUP-CERC) sebesar Rp44,5 Milyar.
Pembangunan Hunian Tetap tahap 1A ini berada di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu sebanyak 230 unit dan di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kota Palu sebanyak 400 unit.
“Adapun calon penghuni huntap untuk tahap 1A yang telah terbangun adalah untuk relokasi warga yang terdampak bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah. Sesuai dengan SK Data Warga Terdampak Bencana (WTB)," katanya.
Sesuai dengan pembagian peran dalam proses pembangunan, penyediaan Hunian Tetap 1A sebanyak 630 unit rumah disediakan oleh Direktorat Rumah Khusus, Direktorat Jenderal Perumahan.
Sementara untuk Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), pekerjaan air minum, sanitasi, jalan lingkungan dan prasarana lainnya dikerjakan oleh Ditjen Cipta Karya, serta untuk jaringan listrik disediakan oleh pihak PLN.