Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tahu Tempe di Medan Pilih Mogok

Aktivitas produksi tempe di Medan dengan bahan baku kacang kedelai (ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution (Medan)

VIVA – Harga kacang kedelai meroket di Kota Medan, Sumatera Utara. Kondisi ini membuat para pelaku usaha tempe dan tahu lebih memilih menyetop produksi untuk mengurangi kerugian dialami saat ini.

Harga kedelai di sana dengan dibanderol seharga Rp 10 ribu per kilogram. Sebelumnya harga normal per kilogram Rp6 ribu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Tahu Tempe Sumut, Herniwati mengatakan, harga kacang kedelai mahal memang sudah dirasakan beberapa bulan belakangan ini. 

Aksi mogok atau setop produksi sudah berlangsung tiga hari ini. Herniwati mewakili pengusaha tahu tempe yang ada di Sumatera Utara menyampaikan dalam menyelesaikan bahan baku tempe dan tahu ini, harus ada campur tangan langsung Pemerintah Provinsi Sumut.

Ia mengungkapkan salah satu penyebab kacang kedelai mahal karena pasokan mengalami penurunan. Ini sudah dirasakan sejak awal Januari hingga Febuari 2021 ini.

"Katanya stok kacang kedelai cukup. Mana buktinya? Kami pengusaha tahu tempe sangat bergejolak di Kota Medan. Enggak ada kacang kedelai dan harga melonjak terus. Dari Rp6.000 sampai sekarang jadi Rp10.000 per kg," sebut Herniwati, Rabu 10 Februari 2021.

Baca juga: AKBN Arsya Usut Surat Vaksin Crazy Rich PIK Helena Lim

Untuk di Kota Medan, lanjut dia, peminat masyarakat untuk konsumsi tahu dan tempe sangat banyak setiap harinya. Komoditas pangan ini dinilai sangat dibutuhkan masyarakat.

"Jadi, Pak Gubernur dan DPRD (Sumut) harus ikut turut campur harus bersuara. Karena kami pengusaha ini mau naikkan harga tidak bisa akan berimbas pada masyarakat kecil yang 90 persen makan tahu tempe. Saya minta kepedulian dan perhatian dari bapak Gubernur serta DPRD," jelas Herniwati

Ia mengharapkan, ada perhatian khusus Pemprov Sumut kepada pelaku usaha tahu dan tempe. Kalau tidak semakin banyak pelaku usaha ini akan gulung tikar imbas harga kacang kedelai tidak mampu di atas pemerintah.

"Perhatikan kami pak, harus bapak pantau secepatnya. Kami sudah mogok 3 hari tidak produksi. Karena tidak bisa membeli kacang kedelai harganya semakin melonjak," kata Herniwati.

Para pelaku usaha ini mengancam pemerintah bila tidak memberikan sikap terkait kacang kedelai. Mereka akan lanjut mogok produksi kembali selama 7 hari ke depan. Karena, harga produksi tidak sesuai dengan harga jual tahu tempe. Akibatnya merugi dirasakan pelaku usaha.

"Jadi kami meminta pak Presiden untuk mengimbau masalah ini. Harus peduli sama kami. Mana ini janjinya sama kami. Katanya kacang kedelai ini cukup stoknya tapi nyatanya Wong cilik yang mati," kata Herniwati.

"Saya mohon pada pak Presiden Jokowi harus memperhatikan kami. Kami ini sudah teraniaya kami sudah menderita banget karena kami gak bisa naikkan harga. Tolong diperhatikan ini. Kalau tidak ada imbauan kami akan terus mogok ini. Tolong suarakan keluhan kami juga pak Gubernur," sebutnya.

Di Kota Medan sendiri jumlah pengusaha tahu tempe ada sekitar 70 anggota yang terdaftar di Asosiasi Pengusaha Tahu Tempe. Bahkan untuk pengusaha yang kecil sudah tidak bisa produksi lagi lantaran mahalnya harga kedelai.

"Pengusaha yang kecil tidak bisa produksi lagi karena harga kedelai melonjak. Mereka enggak bisa naikkan harga di pasar. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak Desember 2020. Hingga saat ini terus melonjak," tuturnya.