Ekonomi Minus Lagi, PAN Desak Pemerintah Percepat Bansos Tunai

Ilustrasi Tukang pos dan ojol salurkan bantuan dari Kementerian Sosial
Sumber :
  • Tangkapan layar Instagram

VIVA – Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno angkat bicara mengenai laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 secara kumulatif minus 2,07 persen. Menurut Eddy, data itu menegaskan bahwa prioritas pemulihan ekonomi berangkat dari penanganan pandemi secara disiplin, konsisten, berkelanjutan dan menyeluruh.

"Penerapan 3M perlu diperketat, bahkan PAN telah mengusulkan agar dilakukan lockdown akhir pekan. Selain itu, pemerintah perlu lebih menggencarkan lagi 3T (testing, tracing dan treatment). Kalau angka testing dan tracing kita masih tetap rendah, kita patut khawatir pandemi dan resesi ini berpotensi terus berkepanjangan," kata Eddy kepada wartawan, Jumat, 5 Februari 2021

Pria yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini menambahkan, 3T adalah mitigasi utama dalam penanganan pandemi. Dia mengibaratkan 3T seperti kompas yang menavigasi arah perjalanan. 

"Saya mengapresiasi Menko Marves Pak Luhut yang sudah bertemu dengan epidemiolog dan menyampaikan rencana kebijakan meningkatkan testing dan tracing secara signifikan. Implementasi di lapangan memang tak akan mudah, tapi harus segera dilakukan," ujarnya.

Baca: Menko Mahfud Ungkap Curhatan Juliari Soal Bansos Sebelum Kena OTT

BPS juga mencatat anjloknya daya beli masyarakat Indonesia yang tercermin dari tingkat konsumsi rumah tangga. Realisasi konsumsi rumah tangga nasional berada di level minus 2,63 persen selama tahun 2020. 

Karena itu, dalam konteks pemulihan ekonomi, Eddy menegaskan kembali pentingnya semua bantuan sosial diberikan secara tunai.

"Data dari BPS jelas-jelas menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat. Maka segera momentum 2021 ini dimanfaatkan untuk menggencarkan pemberian semua jenis bansos secara tunai sesuai arahan Presiden Jokowi," ujar Eddy.

Kalau bansos tunai diberikan, daya beli akan berangsur-angsur pulih. Kalau daya beli meningkat maka ekonomi juga perlahan akan bergeliat. Kalau semua itu dilakukan, dia optimis perekonomian Indonesia akan tumbuh positif pada kuartal I 2021 dan pemulihan ekonomi bisa dipercepat.