Bos OJK Tegaskan Bank Syariah Indonesia Punya PR Banyak

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Sumber :
  • Repro video Kemenkeu.

VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJKWimboh Santoso menegaskan, meskipun proses merger antara tiga bank syariah sudah berhasil melebur menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Namun, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan dalam rangka melayani masyarakat.

Status sebagai salah satu dari tujuh bank dengan aset terbesar di Tanah Air yang berhasil diraih BSI usai merger, dinilai Wimboh masih belum cukup untuk menjangkau berbagai segmen nasabah ke pelosok daerah dan provinsi lainnya di Indonesia.

Baca juga: Siap-siap, Surat Tanah Asli akan Ditarik Diganti Sertifikat Elektronik

"Jadi BSI ini masih perlu melakukan berbagai upaya guna menjangkau dan melayani masyarakat di daerah. Karena peringkat nomor tujuh (sebagai bank aset terbesar) di Indonesia saja belum cukup," kata Wimboh dalam telekonferensi, Kamis 4 Februari 2021.

Meskipun secara aset BSI memang cukup besar, namun Wimboh menekankan bahwa ke depannya mereka masih memiliki kewajiban untuk menyalurkan kredit mikro kepada masyarakat daerah.

Sehingga, melalui upaya itu diharapkan BSI mampu memberikan manfaat yang signifikan, untuk turut mendukung upaya pemerintah dalam hal pemulihan ekonomi nasional.

"Kami mendukung BSI agar nantinya bisa fokus kepada masyarakat kita yang notabene banyak di daerah," kata Wimboh.

"Diharapkan BSI ini akan menjadi bank yang inklusif untuk melayani masyarakat di daerah-daerah, yang tentunya sangat membutuhkan kehadiran dari bangsa ini," ujarnya.

Diketahui, per Desember 2020, Bank Syariah Indonesia tercatat memiliki total aset hingga mencapai sekitar Rp240 triliun.Dengan modal inti lebih dari Rp22,60 triliun dan total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp210 triliun serta total pembiayaan Rp157 triliun.

Pencapaian total besaran aset tersebut berhasil menempatkan BSI menjadi salah satu dari tujuh bank terbesar di Tanah Air, dilihat dari sisi aset secara nasional. Selain itu, laba terkonsolidasi Bank Syariah Indonesia per Desember 2020 juga tercatat mencapai Rp2,19 triliun.

Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.241 kantor cabang, sekitar 2.447 jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh nusantara.