Menkeu: Ekonomi RI 2020 Masih Lebih Baik dari India dan Filipina

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat keterangan pers.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan, ekonomi Indonesia masih belum bisa tumbuh positif pada kuartal IV-2020. Pada periode itu, diperkirakannya ekonomi masih terkontraksi minus 2,9 persen sampai dengan minus 0,9 persen.

Meski begitu, dipastikannya, angka kontraksi tersebut jauh lebih baik dari kondisi kontraksi ekonomi yang terjadi pada kuartal III-2020 yang minus 3,49 persen dan kontraksi pada kuartal II-2020 yang minusnya mencapai 5,32 persen.

"Tetap kontraksi tapi lebih landai, yaitu minus 2,9 sampai minus 0,9 persen," kata Sri, Kamis, 21 Januari 2021.

Baca juga: Ada Pengusaha yang Usul Vaksinasi Mandiri, Jokowi: Kenapa Tidak

Dengan demikian, Sri menyatakan, ekonomi Indonesia sepanjang 2020 juga akan terkontraksi, yakni di kisaran minus 2,2 persen sampai dengan minus 1,7 persen. Tapi, besaran kontraksi tersebut ditekankannya masih jauh lebih baik dari negara lain.

"Kontraksi ekonomi mereka bisa sampai minus 10 persen seperti di India dan minus 8,3 persen di negara tetangga kita seperti di Filipina," tegas Sri.

Untuk itu, Sri mengatakan akan tetap waspada untuk menggunakan instrumen fiskal pada 2021. Meskipun optimisme pemulihan ekonomi tinggi pada awal tahun ini, tapi tingkat penyebaran COVID-19 diakuinya masih tinggi di Indonesia.

"Tentu pelaksanaan APBN masih mengalami ketidakpastian karena pada Januari ini, meski kita punya optimisme dan harapan pemulihan terjadi, kita juga melihat COVID melonjak sesudah liburan panjang," ungkap dia.

Perkiraan Sri tersebut jauh berbeda dengan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Dia lebih memiliki optimisme yang kuat terhadap ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020.

Airlangga Hartarto sebelumnya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode itu akan berada di kisaran minus 2 persen hingga tumbuh positif di level 0,6 persen.

"Kuartal IV diperkirakan minus 2 persen sampai positif 0,6 persen,” kata Airlangga secara virtual, beberapa waktu yang lalu.

Airlangga menjelaskan, perkiraan itu didasari atas terjadinya perbaikan ekonomi Indonesia sejak kuartal III-2020 ke posisi minus 3,49 persen dari kuartal II minusnya mencapai 5,32 persen. 

"Ini menunjukkan pertumbuhan quartal to quartal kita 5,05 persen," tutur ketua umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu.

Penyebabnya, dari sisi permintaan maupun penawaran telah berhasil kembali bergerak. Konsumsi rumah tangga ditegaskannya sudah pulih dan PMI Manufaktur Index juga sudah di fase ekspansi. 

"Terkait dengan PMI Manufaktur di berbagai negara sudah mulai positif dan di Indonesia juga sudah 50,6," ucapnya.