YLKI: Pengaduan Konsumen Sepanjang 2020 Meningkat 97,2 Persen

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat lonjakan pengaduan konsumen sepanjang 2020. Namun, karakteristik yang diadukan masih sama dari tahun ke tahunnya.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan, sepanjang 2020 jumlah pengaduan konsumen yang masuk mencapai 3.692, naik 97,2 persen dari data 2019 sebanyak 1.872.

"Jadi sepanjang satu tahun ini pengaduan kami meningkat secara total," kata Tulus saat konferensi pers, Jumat, 8 Januari 2021.

Tulus menekankan, pada masa pandemi, pengaduan yang paling banyak masuk adalah pengaduan kelompok sebanyak 3.290, sedangkan individual hanya 402 laporan.

Pengaduan kelompok mayoritas adalah konsumen dari Asuransi Wanaartha sebanyak 3.200 konsumen, diikuti PLN 31 konsumen, dan Perumahan Citra Raya Cikupa 36 konsumen.

Sementara itu, untuk konsumen individual, mayoritas mengadukan persoalan belanja online sebanyak 17,9 persen, pinjaman online 15,17 persen, dan telekomunikasi 11,5 persen.

Dari sisi komoditasnya, yang paling banyak diadukan tahun ini masih ditempati oleh jasa keuangan mencapai 33,50 persen dan belanja online 12,7 persen.

Diikuti oleh sektor telekomunikasi sebanyak 8,3 persen, listrik 8,2 persen dan terakhir adalah perumahan sebanyak 5,70 persen.

"Yang menarik dan kita cermati selama 1 tahun ini karakter pengaduan di YLKI masih sama dalam konteks 5 besar. Masih sama dari 7 tahun terakhir," tegas Tulus.

Sementara itu, selama pandemi COVID-19 terdapat lonjakan pengaduan di sektor obat, multivitamin dan alat kesehatan yang dikatakannya mencapai 5,22 persen.

"Bahkan di 3 bulan pertama pandemi, pengaduan di YLKI terkait obat, produk vitamin dan masker baik karena harga melambung, kelangkaan dan barang palsu," tutur dia.

Adapun dari sisi pelaku usaha yang paling banyak adalah pengaduan konsumen Bank Negara Indonesia (BNI) 7 laporan, Bumiputera 6 laporan, dan BCA Finance 2 laporan.

Kemudian, Bukalapak 13 laporan dan dari sektor telekomunikasi mayoritas terhadap Telkomsel yang mencapai 29,7 persen serta Indosat 25,5 persen.