Harga Kedelai Naik, Ini Jurus Perajin Tempe di Malang Tetap Eksis

Perajin tempe di sentra produksi tempe Sanan, Kota Malang.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Perajin tempe di sentra tempe Sanan, Kota Malang memilih memperkecil ukuran tempe agar bisnis mereka tetap eksis di tengah melambungnya harga kedelai. Tidak ada penghentian produksi, mereka tetap membuat tempe untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Malang, Chamdani mengatakan, perajin tempe di Kota Malang tidak mengikuti gerakan mogok produksi. Apalagi, untuk masyarakat Malang Raya, tempe menjadi makanan pokok yang wajib dihidangkan di meja makan. 

"Ada 300 produsen tempe di wilayah Sanan, yang kami lakukan adalah modifikasi pada ukuran tempe saat terjadi kenaikan harga bahan baku. Jumlah produksi, kurang lebih 17,5 ton per hari," kata Chamdani, Selasa, 5 Januari 2021.

Chamdani mengatakan, produksi tempe dalam sehari di Kota Malang sebanyak 25 ton. Sebanyak 75 persen dari produksi tempe di Kota Malang dibuat oleh perajin di sentra tempe Sanan. Sementara itu, jumlah perajin tempe dan tahu sebanyak 500 orang. Sebanyak 300 orang di antaranya berada di sentra tempe Sanan. 

"Ukuran normal tempe lebar 23 sentimeter, panjang 52 sentimeter, tebalnya 6 sentimeter. Untuk ukuran itu, dijual Rp36 ribu. Karena harga kedelai naik, ukuran tempe diperkecil menjadi lebar 20 sentimeter, panjang 50 sentimeter, dan tebal 4,5 sentimeter harga sama," ujar Chamdani.

Chamdani mengatakan, di tengah kondisi ekonomi yang lesu, cukup riskan menaikkan harga jual eceran tempe di pasaran. Mayoritas perajin memang memilih untuk mengecilkan ukuran tempe, namun ada beberapa yang menaikkan harga tempe. Dia menyebut harga kedelai impor memang naik, tetapi untuk stok di Kota Malang masih aman.

"Yang dilakukan adalah dengan memodifikasi ukuran tempe agar tetap bisa menutupi biaya produksi. Tetapi beberapa pengusaha juga ada yang memilih menaikkan harga tempe. Sejauh ini untuk bahan baku masih lancar. Kemungkinan besar akhir Februari atau awal Maret harga kedelai cenderung menurun," tutur Chamdani.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Wahyu Setianto memastikan stok kedelai masih aman. Stok bahan baku untuk tempe dan tahu di koperasi penyedia dilaporkan aman. Memang mengalami kenaikan tetapi masih dalam kendali Diskopindag.

"Kami terus melakukan komunikasi dengan perajin tempe dan tahu. Stok bahan baku masih aman. Kalau misal, ada apa-apa (mogok produksi) saya minta untuk berkoordinasi dengan kami. Tetapi sejauh ini masih terkendali," kata Wahyu. (art)

Baca juga: Rocky Gerung Soroti Masalah Tahu dan Tempe: Ini Darurat Perut