Sepanjang 2020 Ekonomi Singapura Kontraksi 5,8 Persen
- Istimewa
VIVA – Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mencatat sepanjang 2020 aktivitas ekonomi negaranya mengalami kontraksi yang cukup dalam. Hal itu lantaran disebabkan oleh sejumlah pembatasan aktivitas ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19.
Dilansir dari CNBC, pada Selasa 5 Januari 2020, dijelaskan bahwa ekonomi Singapura kontraksi hingga 5,8 persen sepanjang 2020. Angka tersebut tergolong lebih baik jika dibandingkan proyeksi sebelumnya yang diperkirakan mencapai 6-6,5 persen.
Terlihat pada kuartal IV-2020 lalu, ekonomi Singapura juga alami kontraksi sebesar 3,8 persen dibandingkan dengan capaian tahun lalu. Penguncian wilayah untuk memperlambat penyebaran COVID-19 menjadi pemukul aktivitas ekonomi pada 2020.
Dan di Singapura upaya tersebut sudah dilakukan sejak April 2020, lalu melakukan beberapa tindakan seperti mewajibkan memakai masket di tempat umum dan beberapa kebijakan pelonggaran agar kegiatan ekonomi berlanjut.
Berikut Indikator ekonomi Singapura pada kuartal keempat:
- Industri penghasil barang tumbuh 3,3 persen secara year on year (yoy), dengan manufaktur tumbuh 9,5 persen yoy.
- Sektor konstruksi mencatat kontraksi pada kuartal keempat berturut-turut, tetapi kontraksi 28,5 persen yoy ini lebih baik dari kuartal sebelumnya.
- Industri penghasil jasa juga terus menyusut di kuartal keempat berturut-turut, dan mencatat kontraksi 6,8 persen yoy.
Sementara itu, perkiraan kemajuan untuk kuartal IV-2020 sebagian besar didasarkan pada data dari Oktober dan November. Kementerian perdagangan dan industri akan merilis pembaruan data pada Februari.