SKK Migas Targetkan Rekor Produksi Migas Terbesar dalam Sejarah RI
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berambisi untuk mencapai target rekor produksi minyak dan gas terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Karena itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menegaskan bahwa lembaganya akan terus berupaya memberikan karya terbaiknya, melalui visi bersama untuk mewujudkan target pencapaian produksi satu juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030.
"Atau total sebesar 3,2 juta barel setara minyak per hari. Jika target ini tercapai, maka sektor hulu migas akan mencatat rekor produksi migas terbesar sepanjang sejarah Indonesia," kata Dwi dalam telekonferensi, Rabu, 2 Desember 2020.
Baca: 16 Sumur Eksplorasi Migas Ini akan Dibor hingga 2022
Dwi mengakui bahwa target itu merupakan upaya SKK Migas dan sektor migas nasional untuk keluar dari zona nyaman Indonesia selama ini. Sebab, telah lama masyarakat mendengar stigma bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya minyak dan gas.
Namun, faktanya sejak 2003, Indonesia telah menjadi negara net importir minyak, dan sejak 1998 hingga kini produksi minyak Indonesia berada dalam tren yang terus menurun.
Karenanya, Dwi memastikan telah banyak upaya yang dilakukan oleh SKK Migas dan para stakeholder, untuk menahan laju penurunan atau bahkan meningkatkan produksi minyak dan gas di Indonesia.
"Namun harus kita sadari bahwa tanpa adanya perubahan mindset dan kemauan untuk keluar dari zona nyaman, upaya-upaya tersebut hanya menjadi 'business as usual' saja," ujarnya.
Maka, di ulang tahun ke-75 Kemerdekaan Indonesia dan di tengah kondisi krisis global akibat pandemi COVID-19, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk "Bajak Momentum Krisis" dengan berani keluar dari zona nyaman dan memberikan karya terbaik dari seluruh bidang yang ada.
"Untuk itu, Konvensi Internasional Hulu Migas ini diharapkan dapat menjadi platform bagi titik balik perubahan mindset industri hulu migas nasional, yang lebih mengedepankan pola kerja ekstra-normal, kerja luar biasa, smart shortcut, dan berorientasi hasil," tutur Dwi.
"Sehingga visi industri hulu migas untuk mengoptimalkan potensi hulu migas yang masih sangat besar, yang tersusun dalam Rencana Strategis (Renstra) IOG 4.0, nantinya dapat tercapai," ujarnya. (art)