Strategi Waskita Beton Precast Bidik Kontrak Baru Rp5 Triliun
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – PT Waskita Beton Precast Tbk (Waskita Precast) menargetkan nilai kontrak baru hingga akhir tahun 2020 sebesar Rp5 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp3,3 triliun berasal dari proyek eksternal di Pulau Jawa dan Sumatera, sedangkan sisanya berasal dari proyek internal.
"Perusahaan optimis untuk dapat terus meningkatkan porsi nilai kontrak eksternal," ujar Direktur Utama Waskita Beton Precast, Moch. Cholis Prihanto dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 23 November 2020.
Dia menyebut caranya adalah dengan inovasi produk Waskita Beton Precast yang menyesuaikan dengan permintaan pasar. Cholis menuturkan, pihaknya pun telah menyusun beberapa strategi bisnis untuk tahun 2020-2021. Pada situasi pandemi saat ini, melalui adanya manajemen baru, pihaknya memiliki strategi bisnis yaitu ekspansi bisnis dengan memperluas pasar eksternal.
“Untuk mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan, kami telah menyusun beberapa strategi bisnis antara lain ekspansi bisnis, produk baru, efisiensi, dan restrukturisasi fasilitas perbankan,” ujar Cholis.
Hingga Oktober 2020, Waskita Beton Precast berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp1,68 triliun. Di mana dari total perolehan ini, sebesar 38 persen dari kontrak internal dan sebesar 62 persen dari kontrak eksternal.
Proyek eksternal tersebut di antaranya, Proyek Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, Proyek Jalan Tol Aceh-Sigli, Proyek Jalan tol Prabumulih-Muara Enim, dan proyek lainnya.
Berdasarkan Laporan Keuangan per September 2020, Pendapatan Usaha Waskita Beton Precast adalah sebesar Rp1,44 triliun.
Dikatakannya, Waskita Beton Precast selalu berkomitmen untuk terus menghasilkan produk baru. Beberapa produk baru tersebut antara lain bantalan rel, tetrapod, tiang beton pracetak, sistem pengerasan rigid, dan reinforced concrete pipe. Perusahaan juga melakukan efisiensi melalui shared resource dan command center.
“Waskita Beton Precast akan melakukan pengelolaan sumber daya secara terintegrasi. Selain itu kami juga akan melakukan clustering pada unit usaha yang lokasinya berdekatan, sehingga akan lebih efisien,” kata Cholis.
Tidak hanya itu, perusahaan juga melakukan strategi kolaborasi yaitu dengan memaksimalkan sumber daya pihak lain untuk dapat mengoptimalkan efisiensi operasional.
Terakhir melalui restrukturisasi fasilitas perbankan melalui Bank Himbara yang dilakukan bersama dengan induknya yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kemudian Waskita Beton Precast juga sedang dalam proses kajian dengan pihak ketiga independen dan bank swasta dengan melakukan rollover fasilitas pinjaman dan mengubah skema cicilan.
Kondisi keuangan Waskita Beton Precast disebut masih cukup baik jika dilihat dari rasio utang berbunga (gearing ratio) dan rasio lancar (current ratio) di mana rasio utang berbunga perusahaan per September 2020 adalah 1,04x (covenant 2,5x), dan rasio lancar perusahan adalah 1,31x. Hal ini, dikatakannya, menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang cukup luas serta masih mampu untuk memenuhi utang jangka pendeknya.
Diketahui, Waskita Precast resmi sebagai entitas anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) pada 7 Oktober 2014. Perseroan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 September 2016. (ase)