Kisah Michael Polsky, Miliarder yang Tajir dari Angin dan Gas
- Forbes
VIVA – Setelah 17 tahun mengembangkan sistem energi terbarukan, seorang insinyur dan bukan pencinta lingkungan ini berhasil menjadi miliarder di negeri paman sam. Pria berusia 71 tahun ini bernama Michael Polsky.
Dikutip dari Forbes, pada Selasa 24 November 2020, dijelaskan bahwa Polsky menjadi miliarder dunia setelah berhasil mengembangkan turbin listrik berbahan bakar gas dan meningkatkan energi listrik dari turbin tenaga angin berdiameter 38 meter di langit.
Upaya Polsky dilakukan dengan membangun perusahaan swasta Invenergy di Gran Ridge Energy Center 80 mil di barat daya Chicago. Di lokasi itu Polsky memiliki 140 turbin angin dan 120 hektare panel listrik tenaga surya, serta instalasi baterai.
Dari lokasi tersebut, Polsky berhasil menyediakan 38 megawatt listrik selama satu jam dan dapat mengaliri listrik ke 38 ribu rumah warga. Upaya yang dilakukan Polsky tersebut diakui berhasil dalam upaya melakukan revolusi energi di Amerika Serikat.
Ia bahkan mengklaim listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan tersebut lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil. Sehingga, presiden terpilih Joe Biden ingin memberikan bantuan pajak untuk energi bersih ini terus dilakukan.
Hal itu, tentunya sejalan dengan rencana Joe Biden yang akan mendorong US$2 triliun untuk memasang 60 ribu turbin angin dan 500 juta panel surya selama lima tahun ke depan untuk mencapai jaringan listrik bebas karbon pada 2035.
Sebelumnya, Pria keturunan Yahudi yang berasal dari Ukraina ini tiba di Amerika Serikat pada 1975 pada usai 26 tahun dan saat istrinya sedang hamil. Ia datang dengan membawa uang US$500 dan empat koper pakaian.
Dia memiliki gelar master di bidang teknik mesin dari Institut Politeknik Kiev, salah satu perguruan tinggi terkemuka di negara tersebut. Polsky kemudian mendapat pekerjaan di pembangkit listrik Bechtel, kemudian pindah ke ABB dan Fluor.
Polsky kemudian menjalani bisnis sejak 1985 dengan meluncurkan Indeck Energy Services untuk mengembangkan proyek kogenerasi, di mana uap yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari pembangkit listrik digunakan untuk menjalankan pabrik industri.
Saat mendapatkan gelar M.B.A. di University of Chicago Booth School of Business, Polsky berkeliling negara, menjual kogenerasi tersebut ke orang-orang seperti DuPont.
Pada 1991, ia kemudian meluncurkan Polsky Energy, yang kemudian berganti nama menjadi SkyGen, yang mengkhususkan diri dalam membangun generator berbahan bakar gas yang dapat ditingkatkan.
Satu dekade kemudian, Polsky menjual SkyGen ke Calpine yang diperdagangkan secara publik seharga US$450 juta atau setara Rp6,36 triliun secara bersih dari utang dan dia mendapat sekitar setengah dari itu.
Dan pada 2006, kekayaan Polsky tercatat mencapai US$367 juta atau setara Rp5,19 triliun. Tapi kemudian, harus dibagi dua dengan istrinya Maya karena mengajukan gugatan cerai.
Hingga saat ini, Invenergy dan anak perusahaannya telah membangun 160 proyek dengan total 25.000 megawatt pembangkit tenaga angin, matahari, dan gas alam. Capaian itu cukup untuk memberi daya pada 5 juta rumah.
Polsky telah menjual sekitar 55 persen dari kapasitas itu kepada dana pensiun Kanada yang besar dan investor lain, meskipun dalam beberapa kasus Invenergy masih menjalankan proyek tersebut.
"Kami menjual aset untuk mengumpulkan uang agar tetap terkendali. Saya dapat mengumpulkan lebih banyak uang jika saya melepaskan kendali, tetapi saya tidak pernah ingin melepaskan kendali.”