Hingga 16 November 2020, Realisasi Belanja PUPR Capai 73 Persen
- VIVA/Dusep Malik
VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 16 November 2020, realisasi belanja dan keuangan mereka telah mencapai 73,05 persen. Sementara itu, realisasi fisiknya sudah mencapai 75,02 persen.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, memastikan, kementeriannya akan terus melanjutkan program kerja melalui belanja infrastruktur PUPR, seperti pembangunan dan pemeliharaan bendungan, irigasi, jalan, jembatan, sanitasi, sistem air minum, penataan kawasan, infrastruktur di kawasan strategis pariwisata, rumah MBR, dan lainnya.
"Hingga 16 November 2020, realisasi keuangan Kementerian PUPR mencapai 73,05 persen dan realisasi fisik 75,02 persen. Progres ini lebih besar jika dibandingkan pertengahan November 2019, di mana realisasi keuangan sebesar 58,61 persen dan realisasi fisik 65,64 persen," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Rabu 18 November 2020.
Basuki menjelaskan, pada 2020, anggaran belanja Kementerian PUPR mengalami realokasi dan refocussing program anggaran akibat COVID-19, sebesar Rp44,5 triliun dari pagu semula Rp120,21 triliun.
Pagu itu kembali meningkat menjadi Rp87,83 triliun karena luncuran SBSN, percepatan loan, dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Total anggaran 2020 tersebut terdiri atas program reguler sebesar Rp74,41 triliun, dan program pembangunan infrastruktur dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) melalui 16 program dengan anggaran sebesar Rp13,42 triliun.
"Program tersebut di antaranya untuk pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya," ujar Basuki.
Khusus untuk program PKT dengan target penerima manfaat sebesar 638.990 orang, Basuki memastikan hingga pertengahan November 2020, realisasi belanja PKT telah mencapai Rp12,20 triliun atau 90,93 persen. Selain itu, serapan tenaga kerjanya tercatat mencapai 630.990 orang atau sekitar 98,7 persen.
Basuki menambahkan, untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian PUPR mendapatkan anggaran tambahan sebesar Rp1,73 triliun berupa perluasan Program Padat Karya, yakni revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang 5.000 kilometer dengan anggaran Rp1 triliun.
"Anggaran tambahan tersebut juga untuk pembelian produk rakyat/UMKM sebesar Rp362,47 miliar. Hingga saat ini, progres pembelian produk rakyat yakni mencapai sekitar 66,9 persen," ujarnya.
Diketahui, pembelian produk rakyat tersebut terdiri atas material tambalan cepat mantap (CPHMA) sebanyak 100.000 ton, sebesar Rp200 miliar. Kemudian, Big Gun Sprinkler 250 unit sebesar Rp3,75 miliar, pembelian karet petani sebanyak 11.338 ton, serta pembelian Resin Ester 790,42 ton.
Selain itu, ada pengadaan alat Light Weight Deflectometer (LWD) 33 unit, modular RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) sebanyak 4.700 unit senilai Rp122,7 miliar, Modular RUSPIN (Rumah Unggul Sistem Panel Instan) 250 unit senilai Rp6,04 miliar, kemudian pembelian tandon air dan Biodegester. (art)