Sri Mulyani Ungkap Sejumlah Berita Positif Bangkitkan Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR. (foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan sejumlah berita positif yang bisa meningkatkan sentimen untuk membangkitkan ekonomi dari dampak COVID-19 pada kuartal IV-2020.

Sri menyebutkan, berita positif itu di antaranya efektivitas vaksin buatan Pfizer dan BioNTech, yang diklaim telah mencapai 90 persen, hingga hasil pemilihan umum di Amerika Serikat.

Untuk hasil pemilu di AS sebagaimana diketahui telah dimenangkan oleh Joe Biden dari Partai Demokrat. Dia mengungguli perolehan suara lawannya dari Partai Republik, Donald Trump.

"Vaksin Pfizer menimbulkan sentimen positif di seluruh dunia, kemudian hasil dari pemilu di Amerika Serikat juga diharapkan bisa menimbulkan sentimen positif," kata Sri Mulyani, Selasa, 10 November 2020.

Baca juga: Vaksin Pfizer untuk COVID-19 Diklaim Manjur 90 Persen

Sementara itu, dia melanjutkan, Indonesia juga menunjukkan adanya momentum pembalikan ke arah yang baik. Tergambar dari data kuartal III-2020 yang tumbuh minus 3,49 persen dari kuartal II minus 5,32 persen.

"Atau turnaround dari ekonomi kita. Jadi ada berbagai hal yang kita masih tentu akan bekerja lebih keras lagi supaya kuartal IV ini momentumnya akan semakin kuat," ujar Sri.

Diberitakan sebelumnya, klaim efektivitas vaksin Pfizer didapatkan dari 43.000 relawan yang mendapat dua dosis vaksin atau plasebo. Dari situ, ditemukan kurang dari 10 persen infeksi terjadi pada peserta yang telah diberi vaksin, dan lebih dari 90 persen kasus terjadi pada orang yang telah diberi plasebo.

Pfizer mengatakan bahwa vaksin yang dibuat bersama BioNTech dari Jerman ini memiliki tingkat kemanjuran lebih tinggi dari 90 persen pada tujuh hari setelah dosis kedua. 

Pfizer dan BioNTech mengatakan mereka berencana untuk mengajukan permohonan persetujuan darurat ke FDA untuk menggunakan vaksin pada akhir bulan, ketika mereka akan memiliki data keamanan selama dua bulan tentang sekitar setengah dari peserta uji coba.

Untuk menghemat waktu, perusahaan mulai memproduksi vaksin sebelum mereka tahu apakah vaksin itu akan efektif. Perusahaan sekarang diperkirakan dapat memproduksi hingga 50 juta dosis, atau cukup untuk melindungi 25 juta orang, tahun ini.

Pfizer dan BioNTech memiliki kontrak US$1,95 miliar dengan pemerintah AS untuk mengirimkan 100 juta dosis vaksin mulai tahun ini. Mereka juga telah mencapai kesepakatan pasokan dengan Uni Eropa, Inggris Raya, Kanada, dan Jepang.

Chief Executive Officer (CEO) Pfizer, Albert Bourla, menyebut vaksin COVID-19 sebagai "kemajuan medis terbesar" dalam seratus tahun terakhir dunia. (art)