Rupiah Melemah Dipicu Sentimen Pasar terhadap Demonstrasi Buruh

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 2 November 2020. Rupiah kembali bergerak di kisaran Rp14.700 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah hari ini di level Rp14.718. Melemah dari nilai tengah 27 Oktober 2020 di level Rp14.690.

Sementara itu, di pasar spot hingga pukul 10.00 WIB nilai tukar rupiah ditransaksikan di level Rp14.695 per dolar AS. Melemah 0,48 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa kondisi itu tidak terlepas dari sentimen pelaku pasar keuangan terhadap demonstrasi yang akan dilakukan buruh hari ini.

Baca juga: Sempat Kontak dengan Pasien Positif COVID-19, Bos WHO Dikarantina

Sejumlah serikat pekerja seperti KSPI, FSPMI, FSP KEP, SPN, dan ASPEK Indonesia akan menyampaikan pendapat di muka umum di sekitar kawasan Silang Monumen Nasional (Monas) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Dari dalam negeri, pasar mewaspadai kegiatan demo penolakan UU Ciptaker yang akan berlangsung hari ini. Potensi pelemahan hari ini di kisaran Rp14.600-14.750," katanya.

Di sisi lain, dia melanjutkan, sentimen negatif juga dipengaruhi kasus penularan COVID-19 yang meninggi dan mendorong pemberlakuan lockdown di beberapa negara kawasan Eropa.

"Pemberlakuan lockdown akan mengganggu pemulihan ekonomi. Ini berpotensi mendorong pelemahan rupiah terhadap USD karena pasar mencari aman di dolar AS," ujar Ariston.

Sebagai informasi, sejumlah organisasi buruh direncanakan turun aksi lagi pada Senin 2 November 2020, terkait Omnibus Law Cipta Kerja yang disahkan 5 Oktober 2020. Di tempat lain, Persaudaraan Alumni 212 dan Front Pembela Islam (FPI), berunjuk rasa di Kedutaan Prancis. (art)