Menkeu Sebut PSBB Ketat Bikin Pemulihan Ekonomi Tertahan

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, efek dari Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB ketat di DKI Jakarta beberapa waktu lalu, telah membuat kondisi ekonomi yang sebelumnya sudah mulai pulih kembali mengalami pelemahan.

Hal itu diutarakan Sri Mulyani dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020, yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) pada 19-24 Oktober 2020.

"COVID-19 menyebabkan dampak sosial ekonomi, seperti misalnya penutupan sekolah, penutupan tempat kerja, penutupan tempat hiburan, hotel, restoran, telah menyebabkan penurunan ekonomi di seluruh dunia," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Senin, 19 Oktober 2020.

Baca juga: Tantangan Terbesar Pasar Modal RI Tahun Ini adalah Virus Corona

Menteri yang karib disapa Ani itu mengatakan, sebenarnya sudah mulai ada sinyalemen perbaikan dalam hal ekonomi, antara bulan Juli hingga Agustus dan bertahan sampai awal bulan September 2020 lalu.

Namun, akhirnya langkah pengetatan PSBB yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, telah membuat berbagai aktivitas masyarakat dan perekonomian yang sebelumnya sudah beranjak bangkit itu kembali drop.

"Di bulan September, karena dua minggu terakhir dilakukan (PSBB ketat) akibat adanya kenaikan jumlah COVID-19 terutama di daerah DKI, itu memberikan dampak yang terlihat dari sisi mobilitas aktivitasnya menjadi melemah kembali," ujar Sri Mulyani.

Karenanya, Sri Mulyani pun berharap bahwa momentum pemulihan ekonomi nasional ke depannya bisa terus dijaga. arah kebijakan Pemerintah Daerah pun diharapkan sejalan dengan Pemerintah Pusat.

Dia mengatakan, saat ini pun sebenarnya sudah mulai ada pergerakan kembali pada aktivitas ekonomi masyarakat, walaupun tidak sama dengan yang sebelumnya sempat terjadi di periode Juli hingga September sebelumnya.

"Meskipun jika kita lihat sekarang, aktivitas ini masih tidak menutup tren yang terjadi secara positif pada bulan Juli hingga September 2020 kemarin," ujarnya.